ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
A. Pengenalan Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan perusahaan yang diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan perusahaan ( I Made Sudana, 2009:15). Laporan keuangan yang dianalisis adalah laporan rugi laba dan neraca
Laporan keuangan adalah laporan perusahaan yang diumumkan secara periodik untuk menyediakan informasi mendasar tentang kinerja keuangan perusahaan ( I Made Sudana, 2009:15). Laporan keuangan yang dianalisis adalah laporan rugi laba dan neraca
B. Fungsi Laporan Keuangan antara lain:
Menyediakan
informasi yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas
Menyediakan
informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan keputusan.
C. Bagian-Bagian Laporan Keuangan Meliputi :
Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan
alokasi dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan
sumber dana perusahaan.
Laporan Laba Rugi (Income Statement), laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran
perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal atau satu
tahun.
Laporan Arus Kas (Statement of Cash
Flow), Tujuan dari pembuatan laporan arus
kas ini adalah:
- Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
- Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.
D. Penjabaran Macam Laporan Keuangan
D.1. Neraca ( Balance Sheet)
Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat atau tanggal tertentu. Dalam neraca terdapat sisi aktiva, yang terdiri atas aktiva tetap dan aktiva lancar. Dan sisi pasiva, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal sendiri pemegang saham.Contoh Penyajian Neraca suatu perusahaan :
D.1. Neraca ( Balance Sheet)
Neraca menggambarkan posisi keuangan pada saat atau tanggal tertentu. Dalam neraca terdapat sisi aktiva, yang terdiri atas aktiva tetap dan aktiva lancar. Dan sisi pasiva, yang terdiri atas utang lancar, utang jangka panjang dan modal sendiri pemegang saham.Contoh Penyajian Neraca suatu perusahaan :
Neraca PT.BETA
31 Desember 2008 (dalam juta Rp)
|
Aktiva Pasiva
Kas dan surat berharga Rp160 Utang dagang Rp 266 Piutang 688 Utang wesel 123 Persediaan 555 Total utang lancar Rp 389 Total Aktiva Rp 1.403 Utang jangka panjang Lancar Utang Obligasi 454 Aktiva Tetap Modal Tanah, gedung, dan Saham biasa Rp 600 Peralatan (bersih)Rp 1.709 Agio 40 Laba ditahan 1.629 Total modal Rp 2.269 |
Total Aktiva Rp 3.112 T.
utang dan modal Rp 3.112
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 16)
Nilai Buku
Dan Nilai Pasar
Perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar akan menjadi semakin besar pada modal sendiri pemegang saham. Nilai buku modal dicatat berdasarkan jumlah uang yang disetor pemegang saham yang terdiri atas nilai nominal saham dan agio ditambah laba ditahan. Nilai pasar aktiva adalah sama dengan nilai pasar utang ditambah dengan nilai pasar modal sendiri. Nilai pasar modal sendiri adalah sama dengan harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar.
Perbedaan antara nilai buku dan nilai pasar akan menjadi semakin besar pada modal sendiri pemegang saham. Nilai buku modal dicatat berdasarkan jumlah uang yang disetor pemegang saham yang terdiri atas nilai nominal saham dan agio ditambah laba ditahan. Nilai pasar aktiva adalah sama dengan nilai pasar utang ditambah dengan nilai pasar modal sendiri. Nilai pasar modal sendiri adalah sama dengan harga pasar saham dikalikan dengan jumlah saham yang beredar.
V = D+E
V = Value of the firm (nilai
perusahaan)
D = Debt (utang perusahaan)
E = Equity (modal sendiri)
D = Debt (utang perusahaan)
E = Equity (modal sendiri)
Sebagai
contoh, suatu perusahaan ingin mendirikan pabrik barusenilai Rp10 miliar,dengan
dana Rp4 miliar berasal dari utang dan sisanya modal sendiri yaitu menerbitkan
saham. Jumlah lembar saham yang beredar adalah
1 juta rupiah,sehingga nilai buku per lembar saham adalah Rp6 miliar dibagi
1 juta, sebesar Rp 6.000 per lembar saham. Jika neraca yang disusun berdasarkan nilai buku maka akan tampak pada table di bawah ini :
1 juta rupiah,sehingga nilai buku per lembar saham adalah Rp6 miliar dibagi
1 juta, sebesar Rp 6.000 per lembar saham. Jika neraca yang disusun berdasarkan nilai buku maka akan tampak pada table di bawah ini :
Neraca Nilai Buku
(dalam Miliar Rp) |
Aktiva Pasiva
Pabrik 10 Utang 4 Modal sendiri 6 |
10 10
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 17)
Misalkan saham tersebut memiiki harga
Rp7.500 per lembar, dan jika neraca disajikan berdasarkan pada nilai pasar,
maka akan tampak sebagai berikut :
Neraca Nilai Pasar
(dalam Miliar Rp) |
Aktiva Pasiva
Pabrik 11,5 Utang 4 Modal sendiri 7,5 |
11,5 11,5
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 17)
D.2. Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penghasilan, biaya dan pendapatan bersih dari suatu perusahaan selama satu periode waktu. Contoh laporan Laba-Rugi PT BETA tahun 2008(dalam juta).
Penjualan Rp 1.509
Harga pokok penjualan (750) Laba kotor Rp 759 Biaya operasi dan penjualan (65) Laba sebelum bunga dan pajak Rp 694 Biaya bunga (70) Laba sebelum pajak Rp 624 Pajak (212) Laba bersih setelah pajak Rp 412 Dividen Rp 103 Laba ditahan 309 |
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 18)
Laba atau profit menurut akuntansi berbeda dengan
arus kas (cash flow). Setidaknya ada
3 alasan untuk mendukung pernyataan ini.
1. Pertama, akuntansi biasa membagi pembayaran tunai (cash flow) menjadi:
(1) current expenditure, misalnya gaji dan (2) capital expenditure, misalnya pembelian mesin. Current expenditure akan mengurangi current profit tetapi capital expenditure dibagii sepanjang usia aktiva tersebut dalam bentuk depresiasi.
2. Kedua, pertimbangkan kondisi berikut: pada periode 1 perusahaan memproduksi barang yang dijual pada periode 2 dan dibayar pada periode 3. Akuntan akan mencatat adanya penjualan pada periode 2 di laporan laba-rugi dan ada tambahan piutang di neraca.
3. Akuntan biasanya menyesuaikan periode pengeluaran biaya dengan periode pendapatan dari penjualan untuk menghitung laba (konsep accrual accounting).
1. Pertama, akuntansi biasa membagi pembayaran tunai (cash flow) menjadi:
(1) current expenditure, misalnya gaji dan (2) capital expenditure, misalnya pembelian mesin. Current expenditure akan mengurangi current profit tetapi capital expenditure dibagii sepanjang usia aktiva tersebut dalam bentuk depresiasi.
2. Kedua, pertimbangkan kondisi berikut: pada periode 1 perusahaan memproduksi barang yang dijual pada periode 2 dan dibayar pada periode 3. Akuntan akan mencatat adanya penjualan pada periode 2 di laporan laba-rugi dan ada tambahan piutang di neraca.
3. Akuntan biasanya menyesuaikan periode pengeluaran biaya dengan periode pendapatan dari penjualan untuk menghitung laba (konsep accrual accounting).
D.3. Laporan
Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode waktu.
Laporan arus kas adalah laporan keuangan yang memperlihatkan penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan selama satu periode waktu.
Arus kas dari
aktiva Arus kas yang berasal dari
aktiva terdiri atas: arus kas operasi, arus kas investasi dan perubahan modal
kerja bersih. Arus kas operasi berasal dari aktivitas produksi dan penjualan
sehari-hari. Pengeluaran kas untuk investasi menunjukkan pengeluaran kas bersih
untuk aktiva tetap. Perubahan dalam modal kerja bersih di ukur sebagai perubahan bersih aktiva
lancar relatif terhadap utang lancar selama periode tertentu dan menunjukkan
jumlah pengeluaran untuk modal bersih.
Arus Kas
Operasi Kas yang berasal dari
aktivitas bisnis perusahaan yang normal. Untuk menghitung arus kas operasi
berdasarkan pada penjualan dikurangi biaya, tetapi tidak memperhitungkan
penyusutan dan juga tidak memperhitungkan biaya bunga karena merupakan
pengeluaran untuk pendanaan.
Arus kas operasi PT BETA tahun 2008 dengan asumsi bahwa dalam harga pokok penjualan dan biaya operasi terdapat biaya penyusutan sebesar Rp 6,5 juta, maka perhitungan arus kas operasi tersebut tampak pada tabel sebagai berikut :
Laporan arus kas operasi
Arus kas operasi PT BETA tahun 2008 dengan asumsi bahwa dalam harga pokok penjualan dan biaya operasi terdapat biaya penyusutan sebesar Rp 6,5 juta, maka perhitungan arus kas operasi tersebut tampak pada tabel sebagai berikut :
Laporan arus kas operasi
PT BETA Laporan Arus Kas
Operasi 2008
(dalam juta rupiah) |
Laba sebelum bunga
dan pajak (EBIT) Rp 694
+ Penyusutan 65 - Pajak 212
Arus kas operasi Rp 547
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 20)
Arus kas investasi (Capital spending)
Arus kas untuk investasi
bersih atau net capital adalah kas
yang dikeluarkan untuk aktiva tetap dikurangi dengan kas yang diterima dari
penjualan aktiva tetap. Perhitungan arus kas investasi untuk PT BETA tahun 2008
dengan asumsi pada akhir 2007 perusahaan mempunyai aktiva tetap bersih RP1.644
juta, maka besarnya arus kas investasi tahun 2008 tampak pada tabel sebagai
berikut :
Laporan arus kas investasi
PT BETA Laporan Arus Kas
Investasi 2008
(dalam juta rupiah) |
Aktiva tetap bersih
akhir 2008 Rp 1.709
- Aktiva tetap bersih awal 2008 1.644 + Penyusutan 65
Investasi bersih Rp 130
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 20)
Perubahan
modal kerja bersih
Perusahaan selain melakukan
investasi pada aktiva tetap juga investasi pada aktiva lancar. Karena prusahaan
melakukan investasi pada aktiva lancar, utang lancar biasanya juga berubah.
Untuk menentukan perubahan modal kerja bersih, pendekatan yang paling mudah
adalah menghitung perbedaan modal kerja bersih akhir tahun dengan modal kerja
bersih awal awal tahun. Perhitungan perubahan modal kerja bersih PT BETA 2008
disajikan pada tabel dibawah ini :
Laporan perubahan modal kerja bersih
Laporan perubahan modal kerja bersih
PT BETA Laporan Perubahan Modal
Kerja Bersih 2008 (dalam juta
rupiah)
|
Modal kerja bersih
akhir 2008 Rp 1.014
- Modal kerja bersih awal 2008 684
Perubahan dalam
modal kerja bersih Rp 330
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 20)
Dengan
demikian jumlah arus kas dari aktiva perusahaan PT BETA pada tahun 2008 adalah
jumlah kas operasi dikurangi dengan jumlah kas yang diinvestasikan pada aktiva
tetap dan modal kerja, sebagaimana tampak pada tabel berikut :
PT BETA Laporan Arus Kas dari
Aktiva
(dalam juta rupiah) |
Arus kas operasi Rp 547
- Arus kas investasi bersih 130 + Perubahan modal kerja bersih 330
Arus kas dari aktiva Rp 87
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 21)
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut jumlah kas yang beasal dari aktiva perusahaan sebesar Rp87 juta. Jumlah arus kas dari aktiva tersebut sama dengan jumlah arus kas untuk kreditur dan pemegang saham. Arus kas yang negatif berarti perusahaan memperoleh dana lebih banyak dari utang dan penerbitan saham daripada yang dibayarkan perusahaan kepada kreditur dan pemegang saham selama satu tahun. Arus kas dari aktiva kadang-kadang diberi nama yang berbeda, yaitu free cash flow. Free cash flow berarti arus kas yang bebas didistribusikan perusahaan kreditur dan pemegang saham karena perusahaan tidak lagi membutuhkan untuk investasi pada modal kerja atau aktiva tetap.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut jumlah kas yang beasal dari aktiva perusahaan sebesar Rp87 juta. Jumlah arus kas dari aktiva tersebut sama dengan jumlah arus kas untuk kreditur dan pemegang saham. Arus kas yang negatif berarti perusahaan memperoleh dana lebih banyak dari utang dan penerbitan saham daripada yang dibayarkan perusahaan kepada kreditur dan pemegang saham selama satu tahun. Arus kas dari aktiva kadang-kadang diberi nama yang berbeda, yaitu free cash flow. Free cash flow berarti arus kas yang bebas didistribusikan perusahaan kreditur dan pemegang saham karena perusahaan tidak lagi membutuhkan untuk investasi pada modal kerja atau aktiva tetap.
Arus kas untuk kreditur dan pemegang saham Arus kas untuk kreditur dan pemegang saham menunjukkan pembayaran bersih kepada kreditur dan pemilik perusahaan selama satu tahun. Arus kas kepada kreditur adalah bunga yang dibayar dikurangi dengan pinjaman baru bersih, sedangkan arus kas untuk pemegang saham adalah deviden yang dibayarkan dikurangi jumlah modal sendiri baru yang diperoleh.
Arus kas untuk kreditur
Berdasarkan laporan laba rugi PT BETA, tampak bahwa perusahaan membayar bunga Rp70 juta kepada kreditur. Misalkan pada tahun 2007 utang obligasi perusahaan sebesar Rp408 juta, dan pada tahun 2008 dineraca utang obligasi menjadi Rp454 juta, berarti ada kenaikan sebesar Rp46 juta. Maka arus kas bersih kepada kreditor akan tampak pada tabel dibawah ini :
Arus kas kepada kreditur
PT BETA Arus Kas untuk Kreditur
2008
(dalam juta rupiah) |
Pembayaran bunga Rp 70
- Pinjaman bersih 46 Arus kas untuk kreditur Rp 24 |
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 22)
Arus kas untuk pemegang saham
Berdasarkan laporan laba rugi PT BETA, tampak bahwa deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham sebesar Rp103 juta. Untuk mengetahui kenaikan modal baru yang diperoleh perusahaan, dapat dilihat pada kenaikan modal saham dan agio. Misalkan pada neraca tahun 2007 modal saham dan agio perusahaan sebesar Rp600 juta. Pada neraca 2008 tampak bahwa nilai modal saham dan agio menjadi Rp640 juta. Dengan demikian arus kas untuk pemegang saham tampak sebagai berikut :
Arus kas untuk pemegang saham
Berdasarkan laporan laba rugi PT BETA, tampak bahwa deviden kas yang dibayarkan kepada pemegang saham sebesar Rp103 juta. Untuk mengetahui kenaikan modal baru yang diperoleh perusahaan, dapat dilihat pada kenaikan modal saham dan agio. Misalkan pada neraca tahun 2007 modal saham dan agio perusahaan sebesar Rp600 juta. Pada neraca 2008 tampak bahwa nilai modal saham dan agio menjadi Rp640 juta. Dengan demikian arus kas untuk pemegang saham tampak sebagai berikut :
Arus kas untuk pemegang saham
PT BETA Arus Kas untuk Pemegang
Saham 2008
(dalam juta rupiah) |
Dividen yang
dibayarkan Rp 103
- Jumlah modal baru bersih yang diperoleh 40
Arus kas untuk
pemegang saham Rp 63
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 22)
Berdasarkan hasil
perhitungan arus kas tersebut dapat dibuktikan bahwa arus kas dari aktiva
sebesar Rp87 juta = arus kas untuk kriditur + arus kas untuk pemegang saham
(Rp24 juta + Rp63 juta).
Mengapa laporan arus kas
dibutuhkan? Adanya perbedaan antara arus kas dengan penghasilan atau laba
akuntansi pada laporan laba rugi. Perbedaan ini terjadi karena: (1) laporan
laba rugi tidak mencatat pengeluaran modal sebagai biaya pada tahun ketika
terjadi pengeluaran kas, tetapi dibagi-bagi dalam bentuk biaya depresiasi, dan
(2) laporan laba rugi menggunakan konsep accrual accounting yang menyatakan
bahwa pendapatan dan biaya dicatat saat terjadi, bukan saat diterima atau
dibayar dalam bentuk kas.
Contoh Soal dan Jawaban Laporan Arus Kas
Statement of Cash Flow (
Laporan Arus Kas)
Contoh soal dan jawaban
mengenai Statement of cash flow:
Laporan keuangan PT. Karya Abadi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009
Laporan keuangan PT. Karya Abadi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009
Laba Bersih : Rp.
150.000.000
Penjualan :
Rp. 750.000.000
Harga Pokok Penjualan : Rp. 450.000.000
Beban Penyusutan : Rp. 80.000.000
Beban Operasi : Rp. 62.000.000
Beban Bunga :Rp. 8.000.000
Pengumuman Dividen dan
dibayar 60% dari Laba Neraca komperatif
untuk beberapa akun tertentu menunjukkan saldo sebagai berikut:
KETERANGAN
|
31 DESEMBER 2009
|
31 DESEMBER 2008
|
Piutang Usaha
|
Rp. 30.000.000
|
Rp. 55.000.000
|
Persediaan
|
Rp. 70.000.000
|
Rp. 40.000.000
|
Utang Usaha
|
Rp.25.000.000
|
Rp. 40.000.000
|
Utang Bunga
|
Rp. 0
|
Rp. 2.000.000
|
I Made Sudana (Manajemen Keuangan
teori dan praktik, 2009: 22)
Diminta : Hitunglah jumlah kas bersih yang dihasilkan / digunakan dalam aktivitas operasi untuk tahun 2009 baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung!
Metode Langsung/ Direct Method:
Arus kas dari Kegiatan Operasi :
Kas diterima dari pelanggan : Rp. 775.000.000
(Berasal dari Penjualan +
Piutang yang dibayar)
Kas dibayar untuk Persediaan : Rp. 495.000.000
(Berasal dari HPP +
Penambahan Persediaan + Penambahan Utang)
Kas dibayar untuk Beban Oprasi : Rp. 62.000.000
Kas dibayar untuk bayar bunga : Rp.10.000.000
(Berasal dari beban bunga +
utang yang telah dibayar)
Net cash flow From Operating
Activies:Rp208.000.000
Metode Tidak Langsung / Inderect
Method
Arus kas dari Kegiatan Operasi :
Laba Bersih :
Rp.150.000.000
Penyusutan : Rp.80.000.000
Peningkatan dari Akun Piutang : Rp.25.000.000
Peningkatan Persediaan : Rp. 30.000.000
Penurunan dari Akun Utang : Rp. 15.000.000
Penurunan dari Utang Bunga : Rp. 2.000.000
Net cash flow from Operating Activies:
Rp. 208.000.000
E.
Analisis
Laporan Keuangan
Menurut I Made Sudana (2009: 22), analisis laporan
keuangan penting dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan suatu
perusahaan. Informasi ini diperlukan untuk mengevaluasi kinerja yang dicapai
manajemen perusahaan di masa yang lalu, dan juga untuk bahan pertimbangan dalam
menyusun rencana perusahaan ke depan. Salah satu cara untuk memperoleh
informasi yang bermanfaat dari laporan keuangan perusahaan adalah dengan
melakukan analisis laporan keuangan. Rasio keuangan didesain untuk
memperlihatkan hubungan antara item-item pada laporan keuangan (neraca dan
laporan laba rugi). Ada 5 jenis rasio keuangan, yaitu sebagai berikut:
Leverage
Ratio
Ratio
ini mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang. Beberapa analisis
menggunakan istilah rasio solvabilitas, yang berarti mengukur kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban keuangannya. Besar kecilnya leverage ratio dapat diukur dengan cara:
1.
Debt Ratio
Debt ratio ini mengukur proporsi dana
yang bersumber dari utang untuk membiayai aktiva perusahaan. Semakin besar
rasio ini menunjukkan porsi penggunaan utang dalam membiayai investasi pada
aktiva semakin besar, yang berarti pula risiko keuangan perusahaan meningkat
dan sebaliknya.
2.
Time interest earned ratio
Time interest earned rato ini mengukur kemampuan
perusahaan untuk membayar beban tetap berupa bunga dengan menggunakan EBIT (Earning Before Interest and Taxes). Semakin besar ratio ini
berarti kemampuan perusahaan untuk membayar bunga semakin baik, dan peluang
untuk mendapatkan tambahan pinjaman juga semakin tinggi.
3.
Cash coverage ratio
Cash coverage ratio ini mengukur kemampuan
perusahaan dengan menggunakan EBIT ditambah dana dari depresiasi untuk membayar
bunga. Semakin besar rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
bunga semakin tinggi, dengan demikian peluang untuk mendapatakan pinjaman baru
juga semakin besar.
4.
Long-term Debt to Equity Ratio
Rasio
ini mengukur besar kecilnya penggunaan utang jangka panjang dibandingkan dengan
modal sendiri perusahaan. Semakin tinggi rasio ini mencerminkan rasio keuangan
perusahaan semakin besar, dan sebaliknya.
Liquidity
Ratio
1.
Current Ratio
Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Semakin besar rasio ini berarti
semakin likuid perusahaan. Namaun demikian rasio ini mempunyai kelemahan,
karena tidak semua komponen aktiva lancer memiliki tingkat likuiditas yang
sama.
2.
Quick Ratio atau Acid Test
Ratio
Seperti current ratio tetapi persediaan tidak
diperhitungkan karena kurang likuid dibandingkan dengan kas, surat berharga dan
piutang. Oleh karena itu quick ratio memberikan
ukuran yang lebih akurat dibandingkan dengan current ratio tentang kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
jangka pendek perusahaan.
3.
Cash Ratio
Kemampuan
kas dan surat berharga yang dimiliki perusahaan untuk menutup utang lancar.
Rasio ini paling akurat dalam mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek karena hanya memperhitungkan komponen aktiva lancar
yang paling likuid. Semakin tinggi rasio likuiditas menunjukkan semakin baik
kondisi keuangan jangka pendek perusahaan, dan sebaliknya.
Activity
Ratio
Rasio
ini mengukur efektivitas dan efisiensi perusahaan dalam mengelola aktiva yang
dimiliki perusahaan. Besar kecilnya activity
ratio dapat diukur dengan cara sebagai berikut:
1.
4
|
Rasio ini mengukur
perputaran persediaan dalam menghasilkan penjualan, dan semakin tinggi rasio
ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan persediaan yang dilakukan
oleh manajemen perusahaan untuk menghasilkan penjualan, dan sebaliknya.
2.
Average Days in Inventory
Average days in inventory ini mengukurberapa
rata-rata dana terikat dalam persediaan. Semakin lama dana terikat dalam
perusahaan, menunjukkan semakin tidak efisien pengelolaan persediaan, dan
sebaliknya.
3. Receivable
Tunover
Rasio
ini mengukur perputaran piutang dalam menghasilkan penjualan. Semakin tinggi
perputaran piutang berarti semakin efektif dan efisien manajemen piutang yang
dilakukan oleh perusahaan dan sebaliknya
4.
Days Sales Out Standing (DSO)
Days sales out standing atau average collection
period,
mengukur rata-rata waktu yang diperlukan unutk menerima kas dari penjualan.
Semakin besar rasio ini menunjukkan semakin tidak efektif dan tidak efisiennya
pengelolaan piutang yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
5. Fixed
Assets Tunover
Fixed assets turnover ini mengukur efektivitas
penggunaan aktiva tetap dalam menghasilkan penjualan bagi perusahaan. Semakin
tinggi rasio ini menunjukkan semakin efektif pengelolaan aktiva tetap yang
dilakukan oleh manajemen perusahaan.
6.
Total Assets Tunover
5
|
Profitability
Ratio
Profitability ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang
dimiliki perusahaan, seperti aktiva, modal atau penjualan perusahaan. Terdapat
beberapa cara untuk mengukur besar kecilnya profitabilitas, yaitu:
1. Return
on Assets (ROA)
ROA
menunjukkan
kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola
seluruh aktiva perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin efektif dan
efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva
yang sama bisa dihasilkan laba yag lebih besar, dan sebaliknya.
2.
Return on Equity (ROE)
ROE menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajak dengan menggunakan modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang saham, untuk
mengetahui efektivitas dan efisiensi pengelolaan modal sendiri yang dilakukan
oleh pihak manajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efisien
penggunaan modal sendiri yang dilakukan pihak manajemen perusahaan.
3. Profit
Margin Ratio
Profit margin ratio mengukur kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan penjualan yang dicapai
perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan perusahaan semakin efisien
dalam menjalankan operasinya. Profit
margin ratio dibedakan menjadi:
֍
Net Profit Margin
Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bersih dari penjualan
yang dilakukan peruahaan. Rasio ini mencerminkan efisiensi seluruh bagian,yaitu
produksi, personalia, pemasaran dan keuangan yang ada dalam perusahaan.
֍
6
|
Rasio
ini mengukur kemampuan untuk menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan
penjualan yang dicapai perusahaan. Rasio ini menunjukka efisiensi bagian
produksi, personalia, serta pemasaran dalam menghasilkan laba.
֍
Gross Profit Margin
Rasio
ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dengan
penjualan yang dilakukan perusahaan. Rasio ini menggambarkan efisiensi yang
dicapai bagian produksi.
4. Basic
Earning Power
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak dengan menggunakan total aktiva yang
dimliki perusahaan. Dengan kata lain rasio ini mencerminkan efektifitas dan
efisiensi pengelolaan seluruh investasi yang telah dilakukan perusahaan.
Semakin tinggi rasio ini berarti semakin efektif dan efisien pengelolaan
seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum bunga
dan pajak.
Basic earning Power
Market
Value Ratio
Rasio ini terkait dengan penilaian kinerja saham
perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal (go public). Terdapat beberapa macam rasio yang berhubungan dengan
penilaian saham perusahaan yang telah go
public, yaitu:
1.
Price Earning Ratio
Rasio ini mengukur tentang bagaimana investor menilai
prospek pertumbuhan perusahaan di masa yang akan dating, dan tercermin pada
harga saham yang bersedia dibayar oleh investor untuk setiap rupiah laba yang
diperoleh perusahaan. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor
mempunyai harapan yang baik tentang perkembangan perusahaan di masa yang akan
datang, sehingga untuk pendapatan per saham tertentu, investor bersedia
membayar dengan harga yang mahal.
2.
7
|
Rasio ini mengukur seberapa besar tingkat keuntungan
berupa deviden yang mampu dihasilkan dari investasi pada saham. Semakin tinggi
rasio ini berarti semakin besar deviden yang mampu dihasilkan dengan investasi
tertentu pada saham.
3.
Devidend Payout Ratio
Rasio ini mengukur berapa besar bagian laba bersih
setelah pajak yang dibayarkan sebagai deviden kepada pemegang saham. Semakin
besar rasio ini berarti semakin sedikit bagian laba yang ditahan untuk
membelanjai investasi yang dilakukan perusahaan.
4.
Market to Book Ratio
Rasio ini mengukur penilaian pasar keuangan terhadap
manajemen dan organisasi perusahaan sebagai growing
concern. Nilai buku saham mencerminkan nilai historis dari aktiva
perusahaan. Perusahaan yang dikelola dengan baik dan beroperasi secara efisien
dapat memiliki nilai pasar yang lebih tinggi daripada nilai buku asetnya.
F. Cara Menganalisis Laporan Keuangan
Seperti yang dijelaskan oleh I Made
Sudana (2009:28), rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan perusahaan
pada satu tahun saja tidak akan memberikan informasi yang memadai. Untuk
memperoleh informasi yang lebih banyak, analisis keuangan dapat melakukan
analisis dengan cara crossection,
yaitu membandingkan rasio keuangan perusahaan lain atau industry pada satu
periode waktu yang sama, dan time series,
yaitu membandingkan atau mengevaluasi kecenderungan (trend) rasio keuangan satu perusahaan dari waktu ke waktu.
Crossection
analysis
dilakukan dengan membandingkan data laporan keuangan pada tahun yang sama
antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis atau sama dengan
rasio indutri. Dengan membandingkan rasio keuangan, dapat dievaluasi kinerja
keuangan perusahaan. Misalnya, rata-rata rasio profitabilitas ROA industri
adalah 30% sedangkan rasio ROA perusahaan adalah 10%. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba jauh di bawah
perusahaan lain sejenis yang menjadi kompetitor.
8
|
Kedua pendekatan tersebut dapat
digunakan bersama untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja
keuangan suatu perusahaan. Oleh karena itu dalam praktik perlu menggabungkan
kedua pendekatan ini, sehingga dapat memberikan informasi tentang trend rasio keuangan perusahaan dari
waktu ke waktu dan trend rasio
keuangan industry dari waktu ke waktu, serta informasi mengenai apakah rasio
keuangan perusahaan pada waktu tertentu berada di atas sama dengan atau di
bawah rasio keuangan industry.
Common Size dan DuPont
Identity
Pada common size analysis, seluruh item pada laporan laba rugi dibagi
dengan penjualan dan seluruh item pada neraca dibagi dengan total aktiva.
Keuntungan dari common size adalah
memungkinkan untuk membandingkan neraca serta laporan laba rugi dari waktu ke
waktu antara beberapa perusahaan (I Made Sudana, 2009: 29).
Common
size analysis
dapat dibandingkan dengan rasio industry (comparative
analysis) maupun dibandingkan dari waktu ke waktu (trend analysis). DuPont
analysis memperhatikan bagaimana utang, perputaran aktiva dan profit margin dikombinasikan untuk
menentukan return on equity (ROE). DuPont System yang dikembangkan oleh DuPont ini sangat bermanfaat karena
dapat memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan, dan
faktor-faktor yang memeperngaruhi kinerja keuangan tersebut, sebagaimana tampak
pada Gambar 1.1
+
|
-
|
:
|
:
|
X
|
Bagian kiri dari grafik menetukan
profit margin atas penjualan yang dilakukan perusahaan. Berbagai biaya didaftar
dan membentuk total cost. Jika
penjualan dikurangi total cost
menghasilkan net income. Jika net income dibagi sales, maka akan didapatkan profit
margin. Bagian kanan dari grafik berbagai aktiva, yang dijumlahkan akan
diperoleh total aktiva. Jika penjualan dibagi total aktiva, akan diperoleh total assets turnover. Jika profit margin dikalikan total asset turnover maka akan
menghasilkan return on assets (ROA).
Secara sistematik dapat dirumuskan
dalam DuPont equation sebagai
berikut:
ROA = Net
profit margin x
total assets turnover
Jika ROA dikalikan rasio total assets equity (equity multiplier), akan menghasilkan return on equity (ROE).
ROE = (ROA) (Equity multiplier)
ROE =
atau :
ROE = (Net profit margin) (Total assets turnover) (Equity
multiplier)
10
|
|
Profit margin memperlihatkan pengawasan
terhadap biaya
|
Total assets turnover memperlihatkan efektivitas
penggunaan aktiva
|
Equity multiplier memperlihatkan efektivitas
penggunaan utang
Dengan menggunakan bagan DuPont, analisis laporan keuangan bisa mengintegrasikan berbagai
macam rasio keuangan dan mengetahui bagaimana keterkaitan masing-masing rasio
keuangan perusahaan. Di samping itu, dari bagan DuPont juga dapat diperoleh informasi yang lebih terperinci
tentang, rasio-rasio keuangan yang mempengaruhi kinerja perusahaan sehingga
pihak manajemen dapat melakukan pengendalian secara lebih akurat.
G.
Penggunaan
Data Keuangan dari Laporan Keuangan
Analisis keuangan
menggunakan data dari laporan keuangan yang disusun menurut prinsip-prinsip
akuntansi. Karena itu kita perlu memahami prinsip-prinsip tersebut. Seperti
bahwa perusahaan mungkin saja menggunakan metode costing yang berbdeda dan tidak melanggar prinsip akuntansi.
Perusahaan bisa mencatat, misalnya persediaan berdasarkan atas metode first in first out, tetapi bisa juga last in first out. Perusahaan bisa juga
mengkapitalisir sesuatu pengeluaran riset dan pengembangan (sehingga dicatat di
neraca dan di susut setiap tahun), tetapi bisa juga membebankan semua biaya
riset dan pengembangan pada tahun tertentu. Keduanya tidak melanggar prinsip
akuntansi. Karena itulah analisis keuangan perlu memahami
kemungkinan-kemungkinan ini sewaktu melakukan perbandingan.
Masalah yang tidak kalah
pentingnya adalah pengaruh inflasi pada laporan keuangan. Dalam keadaan tingkat
inflasi mencapai hanya 4-5% per tahun, pengguna historical cost mungkin tidak terlalu menimbulkan distorsi pada
laporan keuangan. Ada rekening-rekening yang cenderung overstaded, understated, tetapi ada juga yang tidak berpengaruh.
Yang menjadi masalah adalah kalau kita menghitung rasio keuangan dan salah satu
rekening (mungkin pembilang atau penyebutnya terpengaruh inflasi). Sebagai
misal, aktiva lancar akan understaded
sedangkan kewajiban lancar tidak dipengaruhi oleh inflasi. Dengan demikian
perhitungan current ratio akan
menjadi understaded. Sebaliknya,
sewaktu kita menghitung profit margin
maka laba operasi akan overstaded,
sedangkan penjualan tidak terpengaruh. Oleh karena itu rasio profit margin akan overstaded (Suad Husnan, 2012: 82).
Data Pembanding
Rasio-rasio keuangan pada
suatu perusahaan yang beroperasi di banyak bidang industry yang berbeda sulit
dicarikan data pembandingannya. Pada umumnya data pembanding adalah berupa
angka rata-rata rasio keuangan. Kondisi rata-rata bukanlah tujuan suatu
perusahaan, oleh karena itu, data pembanding yang baik bisa menjadi rasio
keuangan perusahaan-perusahaan papan atas pada industri tersebut.Efek
Inflasi
Inflasi mempengaruhi biaya
tenaga kerja, biaya persediaan dan pada gilirannya akan mempengaruhi item pada
neraca maupun laba bersih. Karena alas an ini, pembandingan rasio keuangan dari
waktu ke waktu (time series) maupun
pembandingan data industri yang tidak sama waktunya dapat saja menyesatkan.
Window Dressing
Manajemen perusahaan dapat
saja dengan sengaja memanipulasi kondisi keuangannya menjelang penyusunan
neraca. Tindakan ini disebut sebagai window
dressing. Sebagai contoh pada 29 Desember 2006 manajemen meminjam dalam
bentuk utang jangka 2 tahun, hasilnya dipegang dalam bentuk kas (tunai).
Tanggal 4 Januari 2007, utang dilunasi. Tindakan ini menyebabkan current ratio tahun 2006 nampak bagus,
meskipun hanya sementara.
Perbedaan Kebijakan
Perusahaan
Perbedaan
kebijakan operai seperti keputusan untuk menyewa (leasing) daripada membeli aktiva, bisa jadi membawa dampak pada
rasio keuangan. Informasi tentang perjanjian leasing, rencana dana pensiun, akuisisi, kebijakan akuntansi, dan
lain-lain dapat dilihat pada catatan yang menyertai laporan keuangan seabiknya
diperhitungkan dalam analisis. Sebagian perusahaan mungkin memiliki sebagian
rasio yang “kurang baik” dan sebagian lagi abik. Hal ini membuat sulit untuk
dapat megetahui bagaimana kondisi perusahaan pada umunya.
Ringkasan
{
Laporan keuangan adalah
laporan perusahaan yang diumumkan secara periodik untuk menyediakan
informasi mendasar tentang kinerja keuangan perusahaan yang berfungsi untuk
Menyediakan informasi
yang menyangkut posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas),menyediakan
informasi mengenai kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi pemakai informasi akutansi dalam pengambilan
keputusan. Laporan keuangan terdiri atas neraca,laporan laba rugi,dan
laporan arus kas.
{ Rasio-rasio
keuangan yang dihitung dapat dibandingkan dengan rasio-rasio tahun lalu
maupun dengan perusahaan-perusahaan yang sejenis. Cara yang kedua merupakan
cara yang lebih baik. disamping itu juga dapat dibandingkan dengan
kebijaksaan keuangan yang dirumuskan oleh perusahaan.
Referensi:
Sudana, I
Made. 2009. Manajemen Keuangan teori dan
praktik .Cetakan 1. Surabaya :
Airlangga.
Husnan Suad
dan Enny Pudjiastuti. 2012. Dasar – dasar
Manajemen Keuangan. Edisi 6. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.
Sartono, R.
Agus. 2008. Manajemen Keuangan teori dan
aplikasi .Cetakan 2. Yogyakarta :
BPFE-Yogyakarta.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar