Sabtu, 07 November 2015

Saham dan Penilaian Saham



SAHAM DAN NILAI SAHAM


A.  PENGERTIAN SAHAM
Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan. Pengertian saham ini artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusa­haan.
Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut[1].
Saham juga diartikan sebagai Tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan[2] atau suatu surat berharga yang menunjukkan adanya kepemilikan seseorang atau badan hukum terhadap perusahaan penerbit saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:5).

B.  JENIS JENIS SAHAM
Berdasarkan hak kepemilikannya, maka saham dapat dibagi 2 jenis (Fakhruddin dan Hadianto, 2001:12), yaitu:
1.      Saham Biasa (common stocks)
Merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling yunior dalam hal pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Saham biasa ini merupakan saham yang paling banyak dikenal dan diperdagangkan di pasar.
Sebagai pemilik perusahaan pemegang saham biasanya memiliki hak yaitu:
a.       Hak Kontrol
Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi. Hal ini berarti bahwa pemegang saham mempunyai hak untuk mengontrol siapa saja yang akan memimpin perusahaannya. Pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memveto dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham atau tindakan-tindakan yang membutuhkan persetujuan pemegang saham.
b.     
3
Hak menerima Pembagian Keuntungan
Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Tidak semua laba dibagikan, tetapi sebagian laba akan ditanamkan kembali ke dalam perusahaan. Laba yang ditahan ini (retained earning) merupakan sumber dana intern perusahaan sedangkan laba yang tidak ditahan diberikan kepada pemilik saham dalam bentuk dividen.
c.       Hak Preemtive
Hak preemtive (preetive right) merupakan hak untuk mendapatkan persentase kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham yang beredar akan lebih banyak dan akibatnya persentase kepemilikan saham yang lama akan turun. Hak preemtive memberi prioritas kepada pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru, sehingga persentase kepemilikan tidak berubah.
Hak ini mempunyai dua tujuan. Tujuan yang pertama adalah untuk melindungi hak control dari pemegang saham lama, tujuan kedua dari hak ini adalah untuk melindungi pemegang saham lama dari nilai yang merosot.
2.      Saham Preferen (preferred stocks)
Saham ini mempunyai karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa karena bisa menghasilkan pendapatan tetap, tetapi bisa juga mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.
Ada dua hal penyebab saham preferen serupa dengan saham biasa yaitu mewakili kepemilikan ekuitas dan diterbitkan tanpa tanggal jatuh tempo yang tertulis di atas lembaran saham tersebut dan membayar dividen.
4
Perbedaan saham preferen dengan obligasi terletak pada tiga hal yaitu klaim atas laba dan aktiva, dividen tetap selama masa berlaku dari saham, mewakili hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa.
Bebarapa karakteristik saham preferen adalah sebagai berikut:
a.        Preferen terhadap dividen
o   Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.
o   Saham preferen umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum dibayarkan, dan dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
b.      Preferen pada waktu likuidasi
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayarkan jika bersifat kumulatif. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond, saham preferen dianggap lebih beresiko, karena klaim dari pemegang saham preferen dibawah klaim dari pemegang bond.
Untuk menarik minat investor terhadap saham preferen dan untuk memberikan beberapa alternative yang menguntungkan baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang mengeluarkan saham preferen, beberapa macam saham preferen telah dibentuk. Macam dari saham preferen ini diantaranya adalah saham prefer yang dapat dikonfersikan ke saham biasa (convertible preferred stock), saham preferen yang dapat ditebus (callable preferred stock), saham preferen dengan tingkat dividen yang mengambang (floating atau adjustable rate preferred stock).
a.       Convertible preferred stock
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bentuk didalamnya yang memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. Saham preferen semacam ini di sebut dengan convertible preferred stock.
b.     
5
Callable preferred stock
Bentuk lain dari saham prefer adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa mendatang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya.
c.       Floating atau adjustable – rate preferred stock
Saham preferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen tipe baru ini cukup popular sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang mempunyai kelebihan kas.
3.      Treasury stock
Treasury stock adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasury. Perusahaan emiten membeli kembali saham beredar sebagai saham treasury dengan alas an-alasan sebagai berikut ini.
a.       Akan digunakan dan diberian kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan konpensasi dalam bentuk saham.
b.      Meningkatkan volume perdagangan dipasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.
c.       Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.
d.      Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untuk menaikkan laba perlembanya.
e.      
6
Alas an khusus lainnya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile take over)
Pencatatan Transaksi Saham Treasury (Treasury Stock). Ada dua metode pencatatan treasury stock:
a.       Metode nilai nominal
Pembelian treasury stock dipandang sebagai penghentian peredaran sebagian saham yang beredar. Jika treasury stock dijual lagi maka penjualannya dianggap mencari pemegang saham baru.
Treasury stock yang dibeli dicatat dengan cara:
ü  Mendebet rekening modal saham
ü  Mendebet rekening treasury stock dan saldonya mengurangi modal yang beredar dalam neraca.
ü  Modal saham atau Treasury stock sebesar nilai nominal saham yang dibeli.
ü  Rekening agio / disagio saham yang timbul pada saat penjualan dihapus.Selisih antara harga beli saham dengan nilai saham yang dibeli dicatat dalam rekening agio saham atau laba tidak dibagi. Jika tresury stock dijual kembali pencatatannya sama seperti pengeluaran saham biasa.
b.      Metode harga perolehan.
Pembelian treasury stock dipandang sebagai tambahan terhadap elemen modal yang belum ditentukan penyelesaiannya (biasa dijual kembali / tidak)
Treasury stock yang dibeli dianggap sebagai elemen modal yang negatif dan tidak usah diidentifikasikan dengan elemen modal yang ada. Treasury stock yang dibeli dicatat dalam rekening treasury stock sebesar harga belinya / biaya perolehannya. Jika belum dijual dalam neraca treasury stock mengurangi jumlah modal. Jika harga jual treasury stock lebih tinggi dari biaya perolehannya selisihnya dicatat dalam rekening agio saham. Jika harga jual treasury stock lebih rendah dari biaya perolehannya selisihnya dicatat dalam rekening laba tidak dibagi.
7
Treasury stock diterima sebagai sumbangan bisa dimanfaatkan perusahaan untuk:
a.       Untuk menambah modal kerja
b.      Sebagai hadiah untuk perusahaan
c.       Menunjukan pengembalian saham karena adanya penilaian yang terlalu tinggi terhadap aktiva yang diserahkan untuk menukar saham tsb.
Ada 3 metode untuk mencatat penerimaan sumbangan saham:
a.       Saham yang diterima dicatat dengan memo yang berisi:
·         Macam saham
·         Jumlah lembar
·         Penyumbangnya.
b.      Treasury stock sebesar harga pasar saham pada saat penerimaan dan di modal sumbangan. Jika treasury stock dijual selisih antara harga jual dengan harga pasar pada saat penerimaan dicatat dalam rekening modal sumbangan
c.       Treasury stock sebesar nilai nominalnya, agio / disagio saham yang timbul pada saat penjualan saham dihapus dan modal sumbangan. Jika treasury stock dijual selisih antara harga jual dengan nilai nominalnya dicatat dalam rekening modal sumbangan.

C.   PENGERTIAN NILAI SAHAM
Harga saham adalah harga yang terjadi di pasar bursa pada waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar[3]. Harga saham dipengaruhi oleh 4 aspek yaitu: pendapatan, dividen, aliran kas, dan pertumbuhan. Pada penelitian ini yang akan dibahas adalah pengaruh dividen dengan harga saham, dimana harga saham dianggapsebagai nilai sekarang dari seluruh dividen yang diharapkan di masa mendatang.

D.   NILAI – NILAI SAHAM
Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan dengan harga saham [4]yaitu:
a.       Analisis Fundamental
Analisis ini beranggapan bahwa setiap investor adalah makhluk rasional, karena itu analisis ini mencoba mempelajari hubungan antara harga saham dengankondisi perubahaan yang tercermin pada nilai kekayaan bersih perusahaan itu.
b.      Analisis Teknikal
Analisis ini beranggapan bahwa penawaran dan permintaan menentukan harga saham. Para analis teknikal lebih banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki dampak terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.




E.  JENIS JENIS PENILAIAN SAHAM
Ada tiga jenis penilaian saham (Hartono, 2000: 79), yaitu:
a.       Nilai buku
Nilai buku ialah nilai asset yang tersisa setelah dikurangi kewajiban perusahaan jika dibagikan. Nilai buku hanya mencerminkan berapa besar jaminan atau seberapa besar aktiva bersih untuk saham yang dimiliki investor. Beberapa nilai yang berkaitan dengan nilai buku[5]:
Ø 
9
Nilai nominal, ialah nilai yang ditetapkan oleh emiten.
Ø  Agio saham, ialah selisih harga yang diperoleh dari yang dibayarkan investor kepada emiten dikurangi harga nominalnya.
Ø  Nilai modal disetor, ialah total yang dibayar oleh pemegang saham kepada perusahaan emiten, yaitu jumlah nilai nominal ditambah agio saham. Laba ditahan, ialah laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dan diinvestasikan kembali ke perusahaan dan merupakan sumber dana internal.
b.      Nilai pasar
Nilai pasar merupakan harga yang dibentuk oleh permintaan dan penawaran saham di pasar modal atau disebut juga dengan harga pasar sekunder. Nilai pasar tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.
c.       Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah nilai saham yang menentukan harga wajar suatu saham agar saham tersebut mencerminkan nilai saham yang sebenarnya sehingga tidak terlalu mahal. Perhitungan nilai intrinsik ini adalah mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang berasal dari dividen maupun capital gain[6].
Pendekatan dalam penentuan nilai intrinsik saham berdasarkan analisis fundamental yaitu:
Ø  Pendekatan nilai sekarang (present value)
Dalam pendekatan ini, perhitungan nilai saham dilakukan dengan menghitung nilai sekarang (present value) semua aliran kas saham yang diharapkan di masa datang dengan tingkat diskonto sebesar tingkat return yang disyaratkan investor. Dalam hal ini nilai intrinsik atau disebut juga dengan nilai teoritis suatu saham nantinya akan sama dengan nilai diskonto semua aliran kas yang akan diterima investor pada masa yang akan datang.
10
Komponen dalam penentuan nilai saham dnegan pendekatan nilai sekarang adalah aliran kas (cash flow). Aliran kas yang bisa dipakai dalam penilaian saham dengan pendekatan nilai sekarang adalah earning perusahaan, atau berupa earning yang dibagikan dalam bentuk dividen. Dengan demikian kita bisa menggunakan komponen deviden sebagai dasar penilaian saham.Penentuan nilai saham (pendekatan nilai sekarang) dengan menggunakan komponen deviden dapat dilakukan dengan menggunakan perhitungan Model Diskonto Deviden
Model Diskonto Deviden merupakan model untuk mengestimasi harga saham dengan mendiskontokan semua aliran dividen yang akan diterima di masa yang akan datang. Secara sistematis, model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:           
   P0      =       D1       +   D2       +       D3       + ....... +      D~                                 (1 + k)    (1 + k)2  (1 + k)3                 (1+ k)~

       


Dimana :
P0                        = Nilai intrinsik saham dengan model                            diskonto dividen
D1, D2, D3, D~                = Dividen yang akan diterima dimasa                            yang akan datang
K                   = Tingkat return yang diisyaratkan
       
Dalam persamaan diatas dapat dilihat bahwa aliran dividen yang diterima investor merupakan aliran dividen yang ridak terbatas dan bersifat konstan. Namun dalam kenyataannya, ada kalanya perusahaan membayarkan dividen secara tidak teratur, jumlahnya tidak konstan atau dengan kata lain pembayarannya mengalami pertumbuhan (growth). Dalam situasi tersebut, perlu dibedakan antara sesuai dengan karakteristik pertumbuhan pembayaran dividen.


Model Pertumbuhan Nol
Model ini digunakan saat dividen yang dibayarkan oleh perusahaan tidak akan mengalamai pertumbuhan. Dengan kata lain jumlah dividen yang dibayarkan akantetap sama dari waktu ke waktu.
11
Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut:
P0  =  D
          K
 
                                   


Dimana,
P0      = Nilai saham preferen
D       = dividend saham preferen
K       = tingkat return yang disyaratkan pada saham
Preferen
Model Pertumbuhan Konstan
Model petumbuhan konstan (model Gordon), dipakai untuk menentukan nilai saham yang pembayaran dividennya mengalami pertumbuhan secara konstan selama waktu tak terbatas.
Model ini bisa dirumuskan sebagai berikut: 
     
P0* =   D1
            (k-g)




Dimana :
P0 = Nilai saham preferen
D1 = dividend saham preferen
K  = tingkat return yang disyaratkan pd saham
preferen
g   =  tingkat pertumbuhan perusahaan

Model Pertumbuhan Tidak Konstan (ganda)
Model ini sesuai untuk menilai saham perusahaan yang mempuyai karakteristik pertumbuhan yang ‘fantastis’ di tahun-tahun awal, sehingga bisa membayarkan dividen dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Pada beberapa tahun awal selama masa pertumbuhan fantastis, perusahaan mungkin akan mampu membayar dividen dengan pertumbuhan diats normal, namun setelah melewati masa tersebut pertumbuhan tingkat dividen yang dibayarkan perusahaan mungkin akan lebih rendah dari masa sebelumnya, dan akan bertumbuh secara tetap.
12
Tahap-tahap perhitungan yang harus dilakukan untuk model ini adalah:
ü  Membagi aliran dividen menjadi dua bagian: (a) bagian awal yang meliputi aliran dividen yang ‘fantastis’, dan (b) aliran dividen dengan pertumbuhan yang konstan.
ü  Menghitung nilai sekarang dari aliran dividen yang fantastis.
ü  Menghitung nilai sekarang dari semua aliran dividen selama periode pertumbuhan konstan.
ü  Menjumlahkan hasil perhitungan nilai sekarang dari kedua bagian perhitungan aliran dividen

Ø  Pendekatan Price Earning Ratio
Pendekatan ini disebut juga dengan pendekatan multipler, dimana investor akan menghitung berapa kali (multipler) nilai earning yang tercermin dalam harga sutu saham. Dengan kata lain, PER menggambarkan rasio atau perbandingan antara harga saham terhadap earning perusahaan. PER juga mencerminkan berapa rupiahkah yang harus dibayarkan investor saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan.

Pendekatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
PER   =  Harga Perlembar Saham
   Earning PerLembar Saham

 



EarningPer Lembar =         EarningPerusahaan
                Jumlah saham yang beredar

 






Ø  Pendekatan Penilaian Saham Lainnya
a.       Rasio Harga/ Nilai Buku
Hubungan antara harga pasar dan nilai buku per lembar saham dapat dipakai untuk menentukan nilai  saham. Karena secara teoritis nilai pasar suatu saham harus mencerminkan nilai bukunya. Rasio harga terhadap nilai buku banyak digunakan untuk menilai saham-saham sektor perbankan.
13
Hasil penelitian menemukan bahwa saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang rendah akan menghasilkan return yang secara signifikan lebih tinggi dibanding saham-saham yang memiliki rasio harga/nilai buku yang tinggi.
b.      Rasio Harga/Aliran Kas
Pendekatan ini mendasarkan diri pada aliran kas perusahaan, bukannya earning perusahaan. Dalam penilaian saham perusahaan, investor bisa menggunakan informasi rasio harga/aliran kas ini sebagai pelengkap informasi PER, karena data aliran kas perusahaan bisa memberikan pemahaman yang lebih mendalam bagi investor tentang perubahan nilai saham yang akan terjadi.
c.       Economic Value Added (EVA)
EVA digunakan untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam meningkatkan nilai tambah (value added) bagi perusahaan. Asumsinya adalah bahwa jika kinerja manajemen baik/efektif (dilihat dari besarnya nilai tambah yang diberikan), maka akan tercermin pada peningkatan harga saham perusahaan.





[1] Fakhruddin, M dan Hadianto M. Hadianto. 2001. Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal. Jakarta: Gramedia.
[2] Fakhrudin, M dan M Sopian Hadianto. 2001, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal; Buku 1. Jakarta. Gramedia
[3] Hartono, j., dan A. G. Reitsch., Business Forecasting, New York, Ny : Prentice-Hall, International Edition, 1998.
[4] Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Jogjakarta. UPP AMP YKPN.
[5] Hartono, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE.

[6] Sulistyastuti, Dyah Ratih. 2002. Saham dan Obligasi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar