KONSEP DASAR MANAJEMEN
A.
Kerangka
Konsep
Shrode Dan Voich
(1968), menyatakan bahwa Kerangka Dasar Manajemen meliputi : “Philosophy,
Asumtions, Principles, and Theory, which are basic to the study of any
discipline of management”. Secara sederhana dikatakan bahwa falsafah merupakan
pandangan atau persepsi tentang kebenaran yang dikembangkan dari berpikir
praktis. Falsafah seorang manajer dijadikan dasar untuk membuat asumsi-asumsi
tentang lingkungan, peran organisasinya, dan dari asumsi ini lahir prinsip-prinsip
yang dihubungkan dengan kerangka atau garis besar untuk bertindak. Seperangkat prinsip yang
berkaitan satu sama lain dikembangkan dan diuji dengan pengalaman sebelum
menjadi suatu teori. Untuk menjadi seorang manager, suatu teori tentang
manajemen sangat berfungsi dalam memecahkan masalah-masalah yang timbul. Oleh karena itu,
falsafah, asumsi, prinsip-prinsip, dan teori tentang manajemen merupakan landasan
manajerikal yang harus dipahami dan dihayati oleh manajer.[1]
B.
Deskripsi
Konsep
Beberapa deskripsi konsep :[2]
1. Esensi
Falsafah Manajemen
Setiap
jenis pengetahuan manajemen mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa
(ontologi), bagaimana (epismologi) dan untuk apa (aksiologi) pengetahuan
manajemen tersebut disusun. Ketiganya saling berkaitan (sistem).Persoalan utama
yang dihadapi oleh setiap epismologi pada dasarnya bagaimana mendapatkan
pengetahuan yang benar dengan memperhitungkan aspek ontologi dan aksiologi.
Demikian juga halnya dengan masalah mengenai dunia empiris yang akan digunakan
sebagai alat untuk meramalkan dan mengendalikan peristiwa atau gejala yang
muncul. Di dalam pengetahuan manajemen, falsafah pada hakikatnya menyediakan
seperangkat pengetahuan (a body of related knowledge) untuk berpikir efektif
dalam memecahkan masalah-masalah manajemen.Ini merupakan hakikat manajemen
sebagai suatu disiplin iklmu dalam mengatasi masalah organisasi berdasarkan
pendekatan yang intelegen.
2. Esensi
Teori Manajemen
Teori
manajemen mempunyai peran (role) atau membantu menjelaskan periaku organisasi
yang berkaitan dengan motivasi, produktivitas, dan kepuasan (satisfaction).
Karateristik teori manajemen secara garis besar dapat dinyatakan : 1) mengacu
pada pengalaman empirik, 2) adanya keterkaitan antara satu teori dengan teori
lain, 3) mengakui kemungkinan adanya penolakan. Di dalam proses manajemen
digambarkan fungsi-fungsi manajemen secara yang ditampilkan ke dalam perangkat
organisasi dan mulai dikenal sebagai teori manajemen klasik.
Menurut
teori manajemen klasik, pilar-pilar manajemen klasik terdiri dari empat (4)pilar
: pembagian kerja, proses skalar fungsi-fungsi, struktur, rentang pengawasan.Salah
satu teori klasik yang tergolong paling tua adalah manajemen ilmiah (scientific
management theory) yang dipelopori oleh Henry Fayol. Tergolong ke dalam teori
klasik ini yaitu : tentang Studi Waktu dan Gerak (Gilberth), Administrasi
(Fayol) Birokrasi (Weber). Teori Neoklasik seringkali dikaitkan dengan pendekatanperilaku,
yaitu Teori Kebutuhan Manusia (Maslow), Teori X,Y (McGregor), Teori Kepribadian
dan Organisasi (Cris Argyris), Selanjutnya teori modern yaitu General System Theory
(Barnard), Contingency pimpinan situasional (Fiedler), Hubungan bagian dalam sistem
dan lingkungan (Ludwig von Bertalanffy). Dengan berkembangnya aliran klasik,
kemudian dikenal sebagai proses manajemen dan pendekatan operasional.
3. Esensi
Prinsip Manajemen
Pentingnya
prinsip-prinsip dasar dalam praktik manajemen antara lain :
1) menentukan
cara kerja, 2) pemilihan pekerja dan pengembangan keahliannya, 3) pemilihan
prosedur kerja, 4) menentukan batas-batas tugas, 5) mempersiapkan dan membuat spesifikasi
tugas, 6) melakukan pendidikan dan latihan, 7) menentukan system dan besarnya
imbalan.
Semuanya
itu dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan produktivitas
kerja. Dalam kaitannya dengan prinsip dasar manajemen, Fayol mengemukakan
sejumlah prinsip, yaitu : pembagian kerja, kejelasan dalam wewenang dan
tanggung jawab, disiplin, kesatuan komando, kesatuan arah, lebih
memprioritaskan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi, pemberian kontra
prestasi, sentralisasi, rantai skalar, tertib, pemerataan, stabilitas dalam
menjabat, inisiatif dan semangat kelompok. Keempat belas prinsip dasar tersebut
dijadikan patokan dalam praktik manajerial dalam melakukan manajemen yang
berorientasi kepada sasaran, manajemen yang berorientasi kepada orang,
manajemen yang berorientasi kepada orang, manajemen berorientasi kepada struktur
dan manajemen berdasarkan informasi.
C.
Konsep
Manajemen
Dalam setiap perusahaan
selalu ada manajer, baik perusahaan besar, sedang, maupun kecil. Manajer berperan untuk
melakukan pengambilan
keputusan-keputusan yang penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, mengkoordinir
dan mengintegrasikan penggunaan sumber daya yang ada dalam perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaan.Selain manajer, dalam perusahaan juga terdapat
kelompok pelaksana yaitu orang-orang yang aktivitasnya adalah langsung
menghasilkan produk/jasa perusahaan.Tujuan manajemen ini adalah mengubah sumber
daya yang ada agar menjadi suatu hasil yang memiliki nilai untuk mencapai
sasaran perusahaan.Oleh karena itu, perusahaan yang melakukan bisnis dengan
sukses biasanya selalu memiliki manajemen yang baik.[3]
Konsep manajemen dapat
diwujudkan seperti mengambil keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan,
mengalokasikan sumber daya dan mengarahkan aktivitas (pekerjaan) orang lain
dalam mencapai tujuan. Manajemen menentukan tujuan dan berusaha mencapainya
dengan memadukan pengetahuan dan keahliannya, dengan ketrampilan serta
pengalaman para karyawannya dalam suatu organisasi.[4]
D.
Konsep
ABM
Activity based
management (ABM) adalah pendekatan manajemen yang memusatkan pengelolaan pada
aktivitas dengan tujuan untuk melakukan improvement berkelanjutan terhadap
terhadap value yang dihasilkan bagi customer, dan laba yang dihasilkan dari
penyediaan value tersebut. ABM terdapat dua frasa penting : 1) perusahaan
pengelolaan pada aktivitas untuk improvement berkelanjutan terhadap customer
value dan 2) pemusatan pengelolaan pada
aktivitas untuk menghasilkan laba dari penyediaan value bagi customer.[5]
E.
Definisi
Manajemen
Istilah manajement
berasal dari kata kerja to manage berarti control.Dalam bahasa Indonesia dapat
diartikan mengendalikan, menangani, atau mengelola. Kata manajemen juga berasal
dari Bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agree
yang berarti melakukan. Dan kata-kata tersebut digabungkan menjadi kata manager
yang artinya menangani. [6]
Pengertian manajemen
menurut beberapa ahli:[7]
1. Mary
Parker Follet menyatakan bahwa manajemen adalah the art of getting things done
through people, yaitu sebagai suatu seni untuk mendapatkan segala sesuatu
dilakukan melalui orang lain. Hal ini meminta perhatikan pada kenyataan bahwa
manajer mencapai tujuan organisasi dengan mengatur orang lain untuk melakukan
pekerjaan yang diperlukan, tanpa melakukkan pekerjaan sendiri.
2. Drucker
menyatakan manajemen merupakan praktik spesifik yang mengubah sekumpulan orang
menjadi kelompok yang efektif, berorientasi pada tujuan, dan prokduktif.
3. Dubrin
mengartikan manajemen sebagai suatu
proses menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan organisasi melalui
fungsi planning dan decision making, organizing, leading, dan controlling.
4. Stoner
dan Freeman menyatakan manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
memimpin, dan mengawasi pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua
sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapaitujuan organisasi yang
dinyatakan dengan jelas.
5. Robbins
dan Coultar menyatakan manajemen sebagai suatu proses untuk membuat aktivitas
terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui orang lain.
Efisiensi menunjukkan hubungan antara input dan output dengan mencari biaya
sumber daya minimum, sedangkan efektif menunjukkan makna pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
6. Luther
Gulick mengartikan manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami
mengapa dan bagaimana orang bekerja sama.
7. John
F. Mee menyatakan manajemen adalah seni untuk mencapai hasil yang maksimal
dengan usaha yang minimal, demikian pula mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan
maksimal baik bagi pimpinan maupun para pekerja serta memberikan pelayanan yang
sebaik mungkin kepada masyarakat.
8. George
R. Terry
Manajemen adalah proses yang khas
yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
dan pengendalian yang masing-masing bidang tersebut digunakan baik ilmu pengetahuan
maupun keahlian dan yang diikuti secara berurutan dalam rangka usaha mencapai
sasaran yang telah ditetapkan semula.
9. Skinner
& Ivancevich
Manajemen dapat didefinisikan
sebagai penggunaan perencanaan, pengorganisasian, pengerjaan, pengarahan, dan fungsi
pengendalian dalam cara yang paling efisien untuk mencapai sasaran.
Secara umum manajemen
diartikan pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara menggerakkan orang-orang
lain untuk bekerja.[8]
Secara khusus manajemen berarti sebagai suatu proses yang meliputi perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan yang dilakukan para manajer dalam
sebuah organisasi, agar tujuan yang telah ditentukan dapat diwujudkan. Dengan
perkataan lain manajemen merupakan kegiatan pimpinan perusahaan bersama manajer
lain untuk (1) melakukan perencanaan terhadap tindakan-tindakan yang akan
dilakukan, (2) mengorganisasi SDM untuk melakukan tindakan-tindakan yang
direncanakan, (3) mengarahkan dan (4) mengawasi pelaksanaannya.[9]
F.
Manajemen
Sebagai Ilmu
Pada awalnya manajemen
belum dapat dikatakan sebagai teori karena teori harus terdiri dari
konsep-konsep yang secara sistematis dapat menjelaskan dan meramalkan apa yang
akan terjadi dan membuktikan ramalan itu
berdasarkan penelitian. Setelah dipelajari selama beberapa zaman, manajemen
telah memenuhi persyaratan sebagai bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang-orang bekerja sama. Menurut
Gulick manajemen menjadi suatu ilmu, jika teori-teorinya mampu menuntun manajer
dengan memberi kejelasan bahwa apa yang meramalkan akibat-akibat dari
tindakan-tindakannya.[10]
G.
Manajemen Sebagai Seni
Menurut Mary Parker
Follet (Stoner, 1986) manajemen sebagai seni untuk melaksanakan pekerjaan
melalui orang-orang.(The art getting things done through people). Definisi ini
perlu mendapat perhatian karena berdasarkan kenyataan ,manajemen mencapai
tujuan organisasi dengan cara mengatur orang lain. Hal senada juga diungkapkan
oleh Henry M. Botinger, manajemen sebagai suatu seni membutuhkan tiga (3)
unsur, yaitu :pandangan, pengetahuan teknis, dan komunikasi. Ketiga unsur
tersebut terkandung dalam manajemen.Oleh karena itu, ketrampilan perlu
dikembangkan melalui pelatihan manajemen, seperti halnya melatih seniman.Dapat
disimpulkan manajemen sebagai seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu
merupakan seni menciptakan (kreatif).[11]
H.
Unsur-unsur
Manajemen[12]
Menurut Harrington
Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V. manajemen mempunyai lima
unsur (5M), yaitu :
1. Men
(manusia)
2. Money
(uang)
3. Materials
(materi)
4. Machines
(mesin-mesin)
5. Methods
(metode)
Peterson
O.F., member of Indiana Univercity memasukkan unsur mesin ke dalam material dan
metode diberi istilah the use sehingga katanya, “Management is the use of man,
money, and materials to achieve a common goal”. Ada lagi seorang ahli bernama
Mooney James D., 1945, ia memasukkan unsur-unsur uang, material dan mesin ke
dalam istilah yang disebut fasilitas sehingga unsur-unsur manajemen adalah
1. Men
(manusia)
2. Facilities
(fasilitas-fasilitas)
3. Method
(metode)
George
R. Terry dalam bukunya Principle of Management mengatakan ada enam
(6) sumber daya pokok dari manajemen, yaitu :
1. Men
and women (manusia)
2. Materials
( materi)
3. Machines
(mesin-mesin)
4. Method
(metode)
5. Money
(uang)
6. Markets
(pasar-pasar)
Sistematika
dari keempat pandangan para ahli itu jelas menunjukkan, manusia merupakan unsur
manajemen yang pokok dan sarana terpenting dari setiap manajer untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu. Manusia tidak dapat disamakan
dengan benda, ia mempunyai perasaan, pikiran, harapan, serta gagasan. Berbagai
macam aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai tuuan dan aktivitas itu
dapat kita tinjau dari sudut proses, seperti planning,staffing,dll atau dapat
pula kita tinjau dari segi bidang seperti penjualan, produksi, keuangan,
personalitas,dll. Untuk melakukan aktivitas tersebut kita membutuhkan manusia
untuk mencapai tujuan.
Untuk
melakukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti upah dan gaji bagi
orang-orang yang membuat perencanaan, mengadakan pengawasan, bekerja dalam
proses produksi, membeli bahan-bahan, peralatan-peralatan, dll. Uang sebagai
sarana manajemen harus digunakan sedemikian rupa agar tujuannya tercapai.
Kegagalan atau ketidaklancaran proses manajemen sedikit banyak ditentukan atau
dipengaruhi ole perhitungan atau ketelitian dalam menggunakan uang.
Dalam
proses pelaksanaan kegiatan, manusia menggunakan material atau bahan-bahan,
karena dianggap pula sebagai alat atau sarana manajemen untuk manajemen untuk
mencapai tujuan.Dalam kemajuan teknologi, manusia bukan lagi sebagai pembantu
mesin seperti terlihat sebelum masa revolusi industri malahan telah menjadi
sebaliknya, mesin telah berubah kedudukannya menjadi sebagai pembantu bagi
manusia.
Untuk
melakukan secara berdaya guna dan berhasil guna, maka manusia dihadapkan kepada
berbagai alternative metode atau cara kerja. Oleh karena itu, metode atau cara
kerja dianggap pula sebagai sarana atau alat manajemen untuk mencapai tujuan.
Misalnya : dikenal berbagai metode atau cara mengajar, seperti ceramah
bervariasi, metode khusus, metode instan, permainan, aturan main, dll. Berbagai
metode itu tentu berbeda daya guna dan hasil gunanya untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan tertentu.
Bagi
badan yang bergerak di bidang industri, maka sarana manajemen penting lainnya
adalah markets atau pasar. Tanpa adanya pasar bagi hasil produksi, jelas tujuan
perusahaan industry akan tidak mungkin tercapai. Permasalan pokok bagi suatu
perusahaan industi adalah minimal mempertahankan pasar yang sudah ada, bila
mungkin mencapai pasar baru bagi hasil produksinya.Oleh karena itu salah satu
sarana manajemen terpenting lainnya khususnya perusahaan yang bertujuan untuk
mencari laba, adalah pasar.[13]
I.
Tingkatan-tingkatan
Manajemen[14]
1.
Manajemen puncak (top
management) yaitu manajemen eksekutif yang terdiri dari presiden direktur,
wakil pesiden direktur dan eksekutif yang bertangungjawab berbagai fungsi
seperti pemasaran, pembelian, perekayasaan (engineering), pabrikasi, keuangan
dan akuntasi. Aktivitas manajemen eksekutif berkaitan dengan keputusan tentang
ekspansi, pengembangan perusahaan, pembagian dividen, dll.
2.
Manajemen menengah
(middle management) yang meliputi departemen, manajer divisi, manajer cabang.
Aktivitas manajemen tingkat menengah berkaitan dengan keputusan dan kebijakan
jangka menengah suatu perusahaan atau organisasi, misalnya keputusan tentang
peningkatan kualitas produk, redesain produk, pengembangan produk, pengembangan
daerah pemasaran,dll.
3.
Manajemen operasi
(lower or operation management) yang terdiri dari para penyedia (supervisor),
mandor, kepala regu dan yang setingkat. Aktivitas manajemen operasi ini
berkaitan dengan keputusan dan kebijakan jangka pendek suatu perusahaan atau
organisasi, misalnya pencapaian target produksi pada periode tertentu,
peningkatan prokdutivitas, efisiensi, dll.
Semua
tingkatan manajemen tersebut, memerlukan data biaya yang harus disajikan secara
sistematis dalam melaksanakan fungsi manajemen yaitu menentukan tujuan
perusahaan, dan merealisasi atau mencapai tjuan tersebut secara efektif dan
efisien. Jika anda pergi tanpa tujuan yang jelas, maka setiap jalan akan
membawa anda ke tujuan dan tujuan itu tidak akan pernah dapat dicapai. Kalapun
tercapai hasilnya tidak optimal, oleh karena itu perusahaan atau organisasi
didirikan harus mempunyai tujuan(objective) dan sasaran (goal).
J.
Fungsi
Manajemen[15]
Louis A. Allen didalam
bukunya “The Professional of Management” , pekerjaan manajer itu mencakup empat
(4) fungsi, yaitu :
1.
Memimpin (leading)
Memimpin adalah
pekerjaan yang dilakukan oleh seorang manajer agar orang-orang lain bertindak.
Dalam pengertian manajemen, memimpin bukanlah proyeksi dari sifat pribadi,
melainkan merupakan suatu jenis pekerjaan khusus yang terdiri dari keahlian
yang dapat dikelompokkan ke dalam golongan yang sama sehingga menuntut dirinya
sebagai seorang generalist.
Fungsi leading ini terdiri dari
berbagai kegiatan, yaitu :
a. Mengambil
keputusan ( decision making)
b. Mengadakan
komunikasi (communicating)
c. Memberikan
motivasi (motivating)
d. Memilih
orang-orang (selecting people)
e. Mengembangkan
orang-orang (developing people)
2. Merencana
(planning)
Meliputi berbagai kegiatan, yaitu :
a. Meramalkan
(forescating)
Pekerjaan manajer dalam
memperkirakan waktu yang akan datang.
b. Menetapkan
maksud dan tujuan (establishing objective)
Pekerjaan manajer dalam menentukan
tujuan atau sasaran-sasaran (goal or target).
c. Mengacarakan
(programming)
Menetapkan urutan kegiatan yang
diperlukan untuk mencapai tujuan.
d. Mengatur
tata waktu (scheduling)
Menetapkan urutan yang tepat.Hal
ini sangat penting agar semua tindakan dapat berhasil dengan baik.
e. Menyusun
anggaran belanja (budgeting)
Mengalokasikan sumber daya yang
ada.
f. Mengembangkan
prosedur (developing procedures)
Menormalisasikan cara-cara
pelaksanaan pekerjaan (standardize).
g. Menetapkan
dan menafsirkan kebijaksanaan-kebijaksanaan (establishing and interpreting)
Menerapkan dasar-dasar pelaksanaan
pekerjaan.
3.
Menyusun (organizing)
Kegiatan yang dilakukan
oleh manajer dalam mengatur dan menghubungkan pekerjaan yang dilakukan seingga
dapat dilaksanakan dengan efektif oleh orang lain (karyawan). Fungsi management
organizing meliputi :
a. Designing
Organization Structure
(merencanakan struktur organisasi)
Menyusun peerjaan yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan yang ditentukan, menggolongkan pekerjaan agar merupakan
kesatuan organisasi yang seimbang, dan menentukan tanggung jawab dalam
tiap-tiap jabatan yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
b. Delegating
Responsibility and Authory
(mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang)
Mempercayakan tanggungjawab dan
wewenang kepada orang lain, serta menetapkan pertanggungjawaban (accountability)
untuk hasil yang dicapai.
c. Establishing
Relationship
(Menetapkan hubungan-hubungan
pelaporan (reporting relationship) antara bawahan masing-masing dan antara
kelomok sendiri dengan kelompok lain.
4.
Mengawasi dan meneliti
(controlling), yaitu menentukan langkah-langkah yang lebih baik.
Pekerjaan manajer dalam
menilai dan mengatur pekerjan yang diselenggarakan dan yang telah selesai.
Cara-cara pengawasan dalam manajemen diperoleh melalui :
a. Developing
permormance standard (perkembangan tingkat/derajat pekerjaan)
Pekerjaan yang harus terselesaikan
oleh manajer dalam menetapkan alat-alat pengukuran (yard-stick).Dengan alat
itu, dinilainya hasil pekerjaan orang yang harus melapor
kepadanya.Ukuran-ukuran ini dapat diambil dari tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksanaan
dan angaran belanja yang ditetapkan dan direncanakan.
b. Measuring
performance (pengukuran hasil pekerjaan)
Menetapkan status pekerjaan yang
sedang dilaksanakan dan yang telah selesai.Hal ini dapat dicapai melalui
pengamatan, laporan dan catatan berbagai kegiatan.
c. Evaluating
results (penilaian hasil pekerjaan)
Menetapkan arti perbedaan-perbedaan
dan kekecualian-kekecualian dengan cara membandingkan hasil pekerjaan yang
sebenarnya dengan ukuran hasil pekerjaan.
d. Taking
corrective action (pengambilan tindakan perbaikan)
Meluruskan dan mengadakan perbaikan
terhadap penyimpangan-penyimpanan yang terjadi.
Setiap
manajer atau pimpinan harus menjalankan fungsi tersebut di dalam organisasi
sehingga hasilnya merupakan suatu keseluruhan yang sistematik.
Koontz
Harold dan O’Donel Cyril menyebutkan terdapat lima fungsi pokok dalam
manajemen, yaitu :
1. Planning
2. Organizing
3. Staffing
4. Directing
and leading
5. Controlling
George R. Terry
merumuskan fungsi manajemen menjadi empat fungsi pokok, yaitu :
1. Planning
Kegiatan yang menentukan berbagai tujuan
dan penyebab tindakan-tindakan selanjutnya.
a. Menjelaskan,
memantapkan dan memastikan tujuan yang dicapai.
b. Meramalkan
peristiwa atau keadaan pada waktu yang datang.
c. Memperkirakan
kondisi-kondisi pekerjaan yang dilakukan.
d. Memilih
tugas yang sesuai untuk pencapaian tugas.
e. Membuat
rencana secara menyeluruh dengan menekankan kreativitas agar diperoleh sesuatau
yang baru dan lebih baik.
f. Membuat
kebijaksanaan, prosedur, standard dan metode-metode untuk pelaksanan kerja.
g. Memikirkan
peristiwa dan kemungkinan akan terjadi.
h. Mengubah
rencana sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
2. Organizing
Kegiatan membagi pekerjaan di
antara anggota kelompok di antara anggota kelompok dan membuat ketentuan dalam
hubungan-hubungan yang diperlukan.
a. Membagi
pekerjaan ke dalam tugas-tugas operasional.
b. Mengelompokkan
tugas-tugas ke dalam posisi-posisi secara operasional.
c. Menggabungkan
jabatan-jabatan operasional ke dalam unit-unit yang saling berkaitan.
d. Memilih
dan menempatkan orang untuk pekerjaan yang sesuai.
e. Menjelaskan
persyaratan dari setiap jabatan.
f. Menyesuaikan
wewenang dan tanggung jawab bagi setiap anggota.
g. Menyediakan
berbagai fasilitas untuk pegawai.
h. Menyelaraskan
organisasi sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
3. Actuating
Kegiatan menggerakkan
anggota-anggota kelompok untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas
masing-masing.
a. Melakukan
kegiatan partisipasi dengan senang hati terhadap semua keputusan, tindakan atau
perbuatan.
b. Mengarahkan
dan menantang orang lain agar bekerja sebaik-baiknya.
c. Memotivasi
angota.
d. Berkomunikasi
secara efektif.
e. Meningkatkan
anggota agar memahami potensinya secara penuh.
f. Memberi
imbalan penghargaan terhadap pekerja yang melakukan pekerjaan dengan baik.
g. Mencukupi
keperluan pegawai sesuai dengan kegiatan pekerjaannya.
h. Berupaya
memperbaiki pengarahan sesuai dengan petunjuk pengawasan.
4. Controlling
Kegiatan untuk menyesuaikan antara
pelaksanaan dan rencana-rencana yang telah ditentukan.
a. Membandingkan
hasil-hasil pekerjaan dengan rencana secara keseluruhan.
b. Menilai
hasil pekerjaan dengan standar hasil kerja.
c. Membuat
media pelaksanaan secara tepat.
d. Memberitahukan
media pengukur pekerjaan.
e. Memindahkan
data secara terperinci agar dapat terlihat perbandingan dan
penyimpangan-penyimpangannya.
f. Membuat
saran tindakan-tindakan perbaikan jika dirasa oleh anggota.
g. Memberitahu
anggota-anggota yang bertanggungjawab terhadap pemberian penjelasan.
h. Melaksanaan
pengawasan sesuai dengan petunjuk hasil pengawasan.
Luther
Gulick mengatakan, fungsi manajemen adalah POSDCORB, singkatan dari :
P = Planning
O = Organizing
S = Staffing
D = Directing
C = Coordinating
R = Reporting
B = Budgeting
Sebenarnya lama
sebelumnya Henry Fayol menyebutkan bahwa tugas utama seoang manajer adalah :
1. Merencanakan
(to plan)
2. Mengorganisasikan
(to organize)
3. Mengkoordinasikan
( to coordination)
4. Mengawasi
(to control)
K.
Peran
Manajemen[16]
Mintzberg
mengidentifikasikan adanya sepuluh (10) peran manajer yang kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori berikut :
a. Interpersonal
Roles
Merupakan peran yang dilakukan
manajer dalam menjalankan hubungan antarmanusia, baik internal maupun
eksternal. Terdapat tiga macam peran yang dapat dilakukan manajer dalam peran
interpersonal, yaitu sebagai figurehed(simbol),leadership (kepemimpinan), dan
liaison (penghubung).
b. Informational
Roles
Peran manajer dalam bidang
informasional ada tiga macam, yaitu sebagai 1. monitor (mengumpulkan informasi)
Semua manajer mengumpulkan informasi dari
organisasi dan instuisinya. Mereka mendapat informasi dari membaca majalah dan
berbicara dengan orang lain untuk mempelajari perubahan selera publik.
2. disseminator (penyebar
informasi)
Dalam peran sebagai disseminator,
manajer juga bertindak meneruskan informasi kepada seluruh anggota internal
organisasi.
3. spoke person (juru bicara)
Manajer juga bertindak sebagai
spoke person ketika mewakili organisasi sebagai juru bicara untuk menghadapi
pihak luar.
c. Decisional
Roles
Terdapat empat macam peran yang
harus dilakukan manajer dalam membuat pilihan, yaitu peran sebagai
1. entrepreuner
(wirausaha),
Dalam peran sebagai entrepeuner,
manajer berinisiatif dan melihat kesempatan proyek baru yang akan dapat
memperbaiki kinerja organisasi.
2. disturbance
handler (menyelesaikan masalah),
Sebagai disturbance handler,
manajer nmelakukan tindakan koreksi dan mengatasi masalah sebagai respon
terhadap masalah yang tak terduga.
3. resources
allocator (mengalokasikan sumber daya),
Sebagai resources allocator,
manajer bertanggung jawab mengalokasikan sumber daya manusia, fisik dan dana
sesuai kebutuhan organisasi secara efisien dan efektif.
4. negotiator
(juru runding).
Dalam peran sebagai negotiator,
manajer mendiskusikan masalah dan merundingkan atau membuat kesepakatan dengan
unit atau pihak lain untuk mendapatkan manfaat bagi unit kinerjanya.
L.
Manajemen
Berdasar Sasaran
Menekankan penetapan
tujuan yang tangible (nyata), verifiable (dapat dibuktikan), dan measurable
(dapat diukur), dan dilakukan secara partisipatif.Manajemen berdasar sasaran
bukanlah gagasan baru, lebih dari 50 tahun yang lalu diusulkan oleh Peter F.
Drucker sebagai alat manajemen. Tujuan dipergunakannya adalah sebagai alat
untuk memotivasi orang dan bukannya dengan cara mengawasinya. Manajemen
berdasar sasaran merupakan teknik dimana manajer dan bawahannya bekerja bersama
menetapkan kemudian mencapai tujuan organisasi (Greenberg dan Baron,2003:607).
Pengertian lain diberikan Robbins (2001:190) yang menyatakan manajemen berdasar
sasaran sebagai suatu program yang mencakup tujuan spesifik, yang secara
partisipatif ditetapkan, untuk periode waktu tertentu, dengan umpan balik atas
kemajuan pencapaian tujuan.Dalam manajemen berdasar sasaran, tujuan menyeluruh
organisasi diterjemahkan dalam tujuan spesifik untuk setiap tingkatan di
bawahnya.Terdapat empat kandungan dalam program manajemen berdasar sasaran,
yaitu spesifikasi tujuan, pengambilan keputusan partisipatif, periode waktu
secara eksplisit dan umpan balik kinerja.[17]
M.
Karakteristik
Manajer yang Berhasil[18]
J Sterling Livingstone
dalam Stoner, James A.F dan Wankel Charles, 1998, ada tiga karakteristik yang
dapat dikaitkan dengan manajer yang berhasil, yaitu harus memiliki :
1. Kebutuhan
untuk mengelola
Artinya hanya orang-orang yang
ingin mempengaruhi prestasi orang lain dan merasa puas kalau dapat
melakukannya, bisa menjadi manajer yang efektif.
2. Kebutuhan
terhadap kekuasaan
Manajer yang baik mempunyai
kebutuhan untuk mempengaruhi orang lain. Untuk dapat melakukan hal ini dia
tidak mengandalkan pada otoritas kedudukannya, tetapi pada pengetahuan dan
kemampuannya.
3. Kemampuan
untuk empati
Manajer yang efektif membutuhkan
kemampuan untuk memahami dan mengatasi reaksi emosional orang lain yang sering
tidak terungkapkan agar dapat menggalang kerja sama.
Kesimpulan
Dalam proses manajemen
terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditampilkan oleh seorang manajer/pimpinan,
yaitu : Perencanaan (planning), Pengorganisasan (organizing), Pemimpinan
(leading) dan Pengawasan (controlling). Oleh karena itu, manajemen diartikan
sebagai proses merencana, mengorganisasi, memimpin, dan mengendalikan upaya
organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara
efektif dan efisen.Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kritera
ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip,
dan teknik pengelolaan sedangkan manajemen sebagai seni artinya kemampuan
pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif).
Menurut
Harrington Emerson dalam Phiffner John F. dan Presthus Robert V. manajemen
mempunyai lima unsur (5M), yaitu : Men (manusia), Money (uang), Materials
(materi), Machines (mesin-mesin), Methods (metode). Tingaktan-tingkatan
manajemen : Manajemen puncak (top management), Manajemen menengah (middle
management), Manajemen operasi (lower or operation management). Peran Manajemen
Mintzberg mengidentifikasikan adanya sepuluh (10) peran manajer yang kemudian
dikelompokkan menjadi tiga kategori :Interpersonal Roles, Informational Roles,
Decisional Roles.
J Sterling Livingstone dalam
Stoner, James A.F dan Wankel Charles, 1998, ada tiga karakteristik yang dapat
dikaitkan dengan manajer yang berhasil, yaitu harus memiliki :Kebutuhan untuk
mengelola, Kebutuhan terhadap kekuasaan, Kemampuan untuk empati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar