MANAJEMEN PORTOFOLIO
|
Alasan
memilih manajemen portofolio ini karena alasan sebagai beirikut:
1. CFA
(Chartered Financial Analyst) merupakan institusi terkenal yang mengembangkan
standar professional investasi untuk para anggotanya.
2. Manajemen
portofolio ini menyediakan tahapan sistematik yang mudah dipahami.
3. Selain
itu, manajemen portofolio ini banyak digunakan di kurikulum pendidikan oleh
banyak institusi professional.
A.
PROSES
MANAJEMEN PORTOFOLIO
Manajemen portofolio
adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur uangnya yang diinvestasikan
dalam bentuk portofolio yang dibuat. Manajemen portofolio dipandang sebagai
suatu proses sistematik yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang
sebagai suatu proses, maka dapat diaplikasikan kepada setiap investor atau
manager investasi.
B.
PERENCANAAN
PORTOFOLIO
Tahapan awal dari
proses manajemen portofolio adalah perencanaan (planning). Tahap perencanaan
ini memfokuskan pada penentuan input-input yang diperlukan untuk membentuk
portofolio.
Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio, yaiu
yang pertama return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan
untuk membentuk return ekspektasian portofolio), yang kedua varian return
individual sekuritas, dan yang ketiga kovarian return individual sekuritas.
Varian dank ovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk
varian return atau risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input-input
ini berasal dari diri investor sendiri (sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan
preferensi-preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan keadaan
ekonomik, social, political, dan sektor yang relevan). Hasil dari perencanaan
ini adaalh kebijakan-kebijakan dan strategi-trategi portofolio serta
ekspektasi-ekspektasi pasar yang nantinya dibutuhkan dalam pembentukan
portofolionya.
C. EKSEKUSI PORTOFOLIO
Mengeksekusi portofolio berarti membuat
portofolionya jika portofolio masih belum dibuat dan merevisinya dikemudian
hari berdasarkan umpan balik yang diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi
portofolio adalah sebagai berikut ini:
·
Alokasi aktiva (asset
allocation)
·
Optimalisasi portofolio
(portfolio optimization)
·
Pemilihan sekuritas
(security selection)
·
Implementasi dan
eksekusi
D. UMPAN BALIK KINERJA
PORTOFOLIO
Proses ini yang membedakan antara
manajemen portofolio dengan hanya sekedar membuat portofolio. Portofolio yang
sudah dibuat tidak dapat hanya dibiarkan saja, karena kinerjanya dapat menurun
setiap saat dimasa depan. Kondisi pasar yang jelek misalnya akan dapat
menurunkan kinerja portofolio. Oleh karena itu kondisi pasar harus selalu
dipantau untuk menjaga kinerja portofolio akan tetap optimal. Jika kinerja
portofolio menjadi tidak optimal karena kondisi pasar yang berubah, maka
portofolio ini perlu diseimbangkan kembali (rebalancing).
Dalam memantau kondisi pasar, perlu
memperhitungkan kondisi pasar yang terjadi, sehingga keputusan investasi dapat
menyesuaikan dengan kondisi pasar. Kondisi pasar sekarang yang perlu dipantau
adalah kondisi makroekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, politik, social, dan
keamanan). Selain itu, perubahan keadaan dan preferensi investor juga perlu
dipantau.
E. MENGUKUR KINERJA
PORTOFOLIO
Untuk mengetahui apakah sasaran investor
masih tercapai, maka kinerja portofolio perlu dihitung dan diukur setiap saat
dan dibandingkan dengan benchmark sasaran
investor. Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan return portofolionya
saja. Karena adanya tukaran (trade-off)
anatara return dan risiko, pengukuran portofolio berdasarkan returnnya saja
mungkin tidak cukup, tetapi harus mempertimbangkan keduangya yaitu return dan
risikonya. Pengukuran yang melibatkan kedua faktor ini disebut dengan return
sesuaian risiko (risk-adjusted return).
ü Return Portofolio
Perhitungan
return portofolio dapat dihitung dengan cara yang sama dengan yang dilakukan
untuk menghitung return aktiva tunggal. Kinerja portofolio yang hanya
didasarkan pada returnnya saja dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
NABt – NABt-1
Rp =
NABt-1
Notasi :
Rp = Return portofolio
NABt = Nilai Aktiva Bersih yang
merupakan nilai
portofolio
periode sekarang (t)
NABt-1=
Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai
portofolio
periode lalu (t-1)
Perhitungan return di atas hanya
melibatkan satu periode saja, yaitu antara waktu membeli portofolionya sampai
waktu menjual portofolionya. Jika investasiportofolio melibatkan beberapa
periode, maka perhitungan return rata-rata dapat dilakukan dengan cara
rata-rata geometric dan rata-rata timbangan-rupiah (rupiah-weighted)
Rata-rata geometric (geometric mean)
digunakan untuk menghitungan rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan
kumulatif dari waktu ke waktu. Return rata-rata geometric disebut juga dengan
istilah return timbangan-waktu (time-weigthed return) yang dapat dihitungan
dengan rumus:
RG =[(1+R1) (1+R2)
… (1+Rn)]1/n – 1
Notasi :
RG = rata-rata geometric,
Ri = return untuk periode ke-I,
n = jumlah dari retun.
Contoh :
Seorang
investor membeli reksadana 3 tahun yang lalu. Return tiga tahun yang lalu
sebesar 40%, dua tahun yang lalu sebesar 25% dan setahun yang lalu sebesar
-15%. Rata-rata return setahunnya yang dihitung menggunakan rata-rata geometric
adalah sebesar:
RG =
[(1+0,4) (1+0,25) (1-0,15)]1/3 – 1
= [1,4875]1/3 – 1
= 1,1415 – 1
= 0,1415
=14,15%
Jika aliran kas (kas masuk dank as
keluar) dipertimbangkan selama periode investasi portofolio, maka perhitungan
rata-rata return yang lebih tepat digunakan adalah menggunakan rata-rata
timbangan-rupiah. Tingkat return timbangan-rupiah (rupiah-weigthed rate of
return) sebenarnya adalah sama dengan internal rate of return (IRR) yang
diperoleh dari nilai sekarang semua aliran kas.
Contoh :
Pada
tahun pertama seorang investor membeli sebuah reksadana A sebesar Rp 100 juta.
Pada tahun kedua dia menerima dividen dari reksadana A sebesar Rp 5 juta dan
pada tahun kedua ini dia juga membeli lagi reksadana B senilai Rp 50 juta. Pada
tahun ketiga investor ini membeli lagi reksadana C sebesar Rp 100 juta. Pada
tahun keempat investor ini menjual ketiga reksadana tersebut dengan harga 275
juta. Aliran-aliran kas investasi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
Contoh
Aliran Kas Investasi.
Aliran Kas
|
Tahun 1
|
Tahun 2
|
Tahun 3
|
Tahun 4
|
Kas Keluar
|
- Rp 100 juta
|
-Rp 50 juta
|
-Rp 100 juta
|
-
|
Kas Masuk
|
-
|
Rp 5 juta
|
-
|
Rp 275 juta
|
Aliran Kas Bersih
|
- Rp 100 juta
|
-Rp 45 juta
|
-Rp 100 juta
|
Rp 275 juta
|
Tingkat return timbangan-rupiah
(rupiah-weighthed rate of return) untuk investasi ini dapat dihitung sebagai
berikut:
Rp10juta Rp45juta Rp10juta Rp275juta
0 = - - +
1+
TRTR 1+ TRTR 1+ TRTR 1+ TRTR
Dengan menggunakan cara
trial and eror atau dengan menggunakan Excell dapat diperoleh TRTR (tingkat
return timbangan-rupiah) sebesar 5,876%. Nilai TRTR dapat juga dihitung dengan
cara menyamakan aliran keluar sama dengan aliran kas masuk sebagai berikut:
Rp100juta + Rp45juta
+ Rp100juta = Rp275juta
1+TRTR 1+TRTR 1+TRTR 1+TRTR
Hasil
penyelesaian ini akan didapatkan nilai TRTR (tingkat return timbangan-rupiah)
yang sama sebesar 5,876%.
ü Return-sesuai
Risiko
Return yang tinggi saja belum tentu
merupakan hasil investasi yang baik. Return yang rendah juga dapat merupakan
hasil investasi yang baik jika return yang rendah ini disebabkan oleh risiko
yang rendah pula. Oleh karena itu return yang dihitung perlu disesuaikan dengan
risiko yang harus ditanggungnya. Beberapa model perhitungan return
sesuaian-risiko (risk-adjusted return)
adalah reward to variability, reward to
volatility, reward to market risk, reward to diversification, jensen’s alpha,
M2, dan rasio informasi (information ratio).
Dari buku TPAI Prof. Jogiyanto Hartono, MBA, penerbit BPFE UGM. Mengapa tidak disebutkan sumbernya?
BalasHapusgod
BalasHapus