Sabtu, 07 November 2015

Biaya Modal (cost of capital)



BIAYA MODAL (Cost of Capital)

A.    Pengertian Biaya Modal (Cost of Capital)

Biaya modal (the cost of capital) didefinisikan sebagai tingkat pengembalian (rate of return) berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang dilihat dari saham yang beredar (price of the firm’s stock). Di mana para manajer korporasi harus mengetahui kapan dan seberapa besar kebutuhan akan cost of capital yang diperlukan suatu korporasi di dalam hal berikut ini:[1]
1.      Pengambilan keputusan untuk anggaran modal (capital budgeting)
2.      Membantu memaksimalkan struktur permodalan
3.      Membuat keputusan, apakah melalui leasing surat utang dengan pendanaan kembali surat utang di dalam menentukan modal kerja korporasi.
The cost of capital dapat dihitung melalui rata-rata tertimbang biaya modal dilihat dari sisi kanan pos-pos neraca (balance sheet) yang menggambarkan utang (debt), saham perfarensi (preffered stock), saham biasa (common stock), dan laba di tahan (retained earning).

 
B.     Menghitung Biaya-Biaya Modal
Beberapa elemen dari modal merupakan komponen biaya yang dapat diidentifikasi melalui hal berikut ini.[2]
Ki        = Biaya utang sebelum dikenakan pajak
Kd       = Ki (1 - t) = biaya utang sesudah pajak
Kp       = Biaya saham preferensi
Ks        = Biaya untuk menghasilkan laba ditahan
Kc       = Biaya untuk pendaan dari luar dari luar korporasi
Ko       = Biaya modal total korporasi atau weghts average cost of capital
  
(WACC)

1.      Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity Capital)
      Biaya modal ekuitas atau biaya modal saham biasa secara umum akan mengulas tingkat pengembalian saham biasa korporasi, terutama dari setiap calon investor.[3]
Ada tiga teknik pendekatan di dalam mengukur biaya modal saham biasa sebagai modal ekuitas di dalam korporasi.
a)      The Gordon’s Growth Model
b)      Capital Analysis and Profit Margin (CAMP)
c)      The Bond Plus Approach

Berikut penjabarannya.

a)      The Gordon’s Growth Model
Model ini dapat dipergunakan dengan rumus sebagai berikut.[4]
Po =

Di mana :
Po  = nilai dari saham biasa
D1 = penerimaan dividen dalam 1 tahun
r  = permintaan investor akan rate of return
g = tingkat pertumbuhan (diasumsikan konstan setiap tahun)

Contoh :
Diasumsikan harga pasar saham ABC Korporasi adalah $ 40. Dividen yang akan dibayar setiap akhir tahun adalah $ 4 dengan stabilitas tingkat pembayaran sebesar 6%. Hitung berapa biaya saham ABC Korporasi.
Penghitungannya:
Ks =  + g =  + 6%
Ks = 16%

b)      Capital Analysis and Profit Margin (CAMP)
Persamaannya dapat diuraikan sebagai berikut :[5]
Ke = rf + b (rm - rf)
Dimana simbol rf adalah perubahan untuk Kc. Sebagai contoh, lihatlah kasus berikut ini.
Contoh :
Diasumsikan rf adalah 7% , b = 1,5 , dan rm adalah 13% , maka :
Ke = rf + (rm - rf) = 7% + 1,5 (13% - 13%)
      = 7% + 1,5 (6%)
Ke = 16%
Dengan biaya saham biasa sebesar 16%, akan dapat diantisipasi tingkat bebas risiko sebesar 7% ditambah 9% risiko premi. Apabila direfleksikan melalui harga saham korporasi adalah 1,5 kali di atas risiko berdasarkan harga pasar portofolio dengan faktor perlakuan nondiversifable atau risiko sistematik.

c)      The Bond Plus Approach
Pendekatan lain yang dapat dilakukan memperhatikan pengaruh biaya dari saham biasa dengan meningkatkan premi surat-surat utang korporasi yang sifatnya jangka panjang adalah melalui rumus berikut.[6]
Ke = Long Term Bond + Risk Premium
Ke = Ki (1 - t) + Risk Premium
Contoh:
Diasumsikan the after task cost of debt; Kd = 5,15% , premi resiko = 4% , penggunaan bond plus approach adalah sebagai berikut :
Ke = Long Term Bond + Risk Premium
      = Ki (1 - t) + Risk Premium
      = 5,14% + 4%
Ke = 9,14%
Dengan catatan, premi risiko 4% dipergunakan untuk mengatasi apabila terjadinya risiko

2.      Biaya Surat Utang (Cost of Debt)
Biaya utang sebelum dikenakan pajak dapat mempengaruhi internal rate of return apabila jatuh tempo pembayaran tiba , dilihat dari arus kas utang-utang. Biaya utang ini dapat dihitung dengan rumus berikut.[7]
Ki  =
Di mana:
I     = pembayaran bunga
M   = nilai pokok perlembar saham
V   = nilai atau inflow cash sesudah dipotong depreciation (proceed
    netto)
dari penjualan surat utang.
n    = jangka waktu surat utang dalam tahun.

Apabila pembayaran bunga dilakukan sesudah dipotong pajak, biaya dai utang harus dinyatakan dengan berbasis pajak. Menghitung utang setelah dikenakan pajak adalah dengan rumus berikut.[8]
Kd = Ki (1 - t) sesuai dengan tingkat pajak yang dikenakan.
Contoh:
Diasumsikan ABG Korporasi mengeluarkan surat utang (bonds) sebesar $ 1.000 8% , dalam jangka waktu 20 tahun, tingkat pajak 40%, di mana proceeds adalah $ 940. Dengan demikian, biaya surat utang dapat dihitung sebagai berikut.
Biaya utang sebelum sikenakan pajak:
Ki  =
Ki =
Ki =  = 8,56%
Biaya sesudah dikenakan pajak (40%) :
Kd = (1 – 0,40) 8, 56%
Kd = 5,14%

3.      Biaya Saham Preferensi (Cost of Preffered Stock)
Biaya modal dari saham preferent (cost of preferred stock) merupakan fungsi dari besarnya dividen yang ditentukan. Oleh karena saham preferen tidak memiliki jatuh tempo.[9]
Biaya saham preferensi dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.[10]
Kp =

Di mana:
dp  = annual preffered stock
p    = proceeds from the state of preffered stock
Contoh :
Dalam struktur modal ABC Korporasi, preffered stock dibayarkan dividen $5 per share serta dijual dengan harga per lembar $23. Maka biaya saham preferensinya (preffered stock) adalah :
Kp =       =      =  21,7 %

4.      Biaya untuk Menghasilkan Laba Ditahan
Biaya untuk menghasilkan laba ditahan tidak berhubungan langsung dengan biaya dari saham biasa, tetapi berkaitan dengan biaya permodalan yang menciptakan laba. Biaya untuk menciptakan laba ditahan sama dengan kebutuhan investor untuk mendapatkan tingkat pengembalian (return of rate) dari saham biasa korporasi.[11]
Rumusnya :
Ke = Ks
Ke =  + g

5.      Rata-rata Tertimbang Biaya Modal (Weighted Average Cost of Capital)
Biaya keseluruhan dari permodalan korporasi adalah rata-rata tertimbang dari setiap biaya modal, dengan menimbang proporsi dari setiap tipe penggunaan modal, yaitu seperti berikut ini.[12]

Ko = (% total capital structure x cost of capital setiap sumber dari
     setiap modal)
Ko =  Wd . Kd + Wp . Kp + We . Ke + Ws . Ks

Di mana :
Wd = % capital supplied by debts
Wp = % capital supplied by preffered stock
We = capital supplied by external equity
Ws = capital supplied by retained earning (internal equity)

Rata-rata Tertimbang Biaya Modal (Weighted Average Cost of Capital). Berdasarkan hitungan masing- masing biaya modal utang, modal saham biasa, dan biaya modal saham preferen maka langkah selanjutnya dapat ditentukan rata- rata tertimbang biaya modal, dapat diilustrasikan dalam hitungan berikut ini.[13]
Proporsi Jumlah Modal


Jumlah
proporsi
Debt
Preferred stock
Common stock equity

Rp 30 juta
      10 juta
      60 juta
Rp 100 juta
30 %
10%
60 %
100 %


Utang
Saham preferen
Biaya modal sendiri
Berdasarkan data diatas dapat ditentukan WACOC :

Biaya modal
4,5 %
8,0 %
12,0 %

Jenis surat berharga
Proportion
(1)
Cost
(2)
w. cost
(1) . (2)
Utang
Saham preferen
Modal saham biasa
30%
10%
60%
4,5%
8,0%
12,0%
1,35%
0,80%
7,20%
Biaya modal rata- rata tertimbang


9,35%

6.      Manajemen biaya modal

Metode hitungan biaya modal untuk masing- masing jenis modal terdiri dari modal utang, modal saham preferen, dan modal sendiri. Pengelolaan besarnya biaya modal ini ditentukan oleh pihak internal perusahaan, dalam hal ini manajemen, dan pihak eksternal adalah kreditor dan para calon investor.di antara berbagai pihak yang terlibat tersebut dalam laporan keuangan neraca akan terefleksi pada angka- angka sisi pasiva yang mencerminkan sumber pendanaan perusahaan, yang akan digunakan oleh manajemen dalam bentuk investasi modal kerja dan investasi aktiva tetap jangka panjang. Oleh karena itu, pada hakikatnya laporan keuangan neraca merupakan laporan keseimbangan antara pihak kreditor dan investor dengan pihak manajemen, model matematik dapat dinyatakan dalam persamaan dasar akuntansi, yaitu :[14]
Aktiva = Utang + Modal
 

 
KESIMPULAN
Biaya modal (the cost of capital) didefinisikan sebagai tingkat pengembalian (rate of return) berdasarkan nilai pasar dari suatu korporasi yang dilihat dari saham yang beredar (price of the firm’s stock).
The cost of capital dapat dihitung melalui rata-rata tertimbang biaya modal dilihat dari sisi kanan pos-pos neraca (balance sheet) yang menggambarkan utang (debt), saham perfarensi (preffered stock), saham biasa (common stock), dan laba di tahan (retained earning).
Biaya Modal Ekuitas (Cost of Equity Capital)
Biaya modal ekuitas atau biaya modal saham biasa secara umum akan mengulas tingkat pengembalian saham biasa korporasi, terutama dari setiap calon investor.
Biaya Surat Utang (Cost of Debt)
Biaya utang sebelum dikenakan pajak dapat mempengaruhi internal rate of return apabila jatuh tempo pembayaran tiba , dilihat dari arus kas utang-utang.
Biaya modal dari saham preferent (cost of preferred stock)
Merupakan fungsi dari besarnya dividen yang ditentukan. Oleh karena saham preferen tidak memiliki jatuh tempo.
Biaya untuk Menghasilkan Laba Ditahan.
Biaya untuk menghasilkan laba ditahan tidak berhubungan langsung dengan biaya dari saham biasa, tetapi berkaitan dengan biaya permodalan yang menciptakan laba.
Rata-rata Tertimbang Biaya Modal
Adalah rata-rata tertimbang dari setiap biaya modal, dengan menimbang proporsi dari setiap tipe penggunaan modal.
            Manajemen Biaya Modal
Pengelolaan besarnya biaya modal ini ditentukan oleh pihak internal perusahaan, dalam hal ini manajemen, dan pihak eksternal adalah kreditor dan para calon investor. 

DAFTAR PUSTAKA
Tampubolon, Manahan P. 2005. Manajemen Keuangan (Finance Management).
           Bogor: Ghalia Indonesia.
Harmono. 2011. Manajemen Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.


[1] Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 170
[2] Ibid.
[3] Ibid., h. 174
[4] Ibid., h. 175
[5] Ibid., h. 176
[6] Ibid., h. 177
[7] Ibid., h. 170
[8] Ibid., h. 171
[9] Harmono, Manajemen Keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 68
[10] Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan (Finance Management), (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 173
[11] Ibid., h. 177
[12] Ibid., h. 179
[13] Harmono, Manajemen Keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 68
[14] Harmono, Manajemen Keuangan. (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 69

1 komentar: