Sabtu, 07 November 2015

Return dan Risiko Aktiva Tunggal



RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL


A.    RETURN
1.      Return
Return di bagi 2 :
1.      Return realisasian (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasian dihitung menggunakan data historis.
2.      Return ekspektasian ( ekspeted return) adalah return yang di harapkan akan di peroleh oleh investor di masa mendatang.

2.      Pengukuran  Return  Realisasian
1.      Return total.
Return Total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital again (loss) dan yield sebagai berikut :

Return = Capital Gain (loss) + Yield
 
                                                                                                         
Capital again atau capital loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatife dengan harga periode yang lalu :
Capital again atau Capital Loss =
                                                                             


Jika harga investasi sekarang (P1) lebih tinggi dari harga investasi periode lalu (Pt-1) ini berarti terjadi keuntungan modal (capital again), sebaiknya terjadi kerugian modal (capital loss).
Yield merupakan persentasi penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Untuk selama, yield adalah persentase deviden terhadap harga saham periode sebelumnya.Untuk obligasi, yield adalah presentasi bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Dengan demikian, return total dapat juga dinyatakan sebagai berikut.


Return =  + Yield
 



Untuk saham biasa yang membayar deviden periodik sebesar Dt rupiah per-lembarnya, maka yield adalah sebesar Dt/Pt-1 dan return total dapat dinyatakan sebagai :
Return Saham =   +
 




Contoh :
Return total dari tahun 1990 sampai dengan 1996 dari saham PT ‘A’ yang membayar dividen tahunan ditunjukkan di Tabel  berikut ini.
Tabel 1.1 Contoh Return Saham PT ‘A’ yang Membayar Dividen.
Periode
Harga Saham (Pt)
Deviden (Dt)
Return (Rt)
1989
1750
100
-
1990
1755
100
0,060
1991
1790
100
0,077
1992
1810
150
0,095
1993
2010
150
0,193
1994
1905
200
0,047
1995
1920
200
0,113
1996
1935
200
0,112

Sebagai ilustrasi cara perhitungan, ruturn total untuk tahun 1990 dan 1991 dihitung sebagai berikut :
R1990 = (1755-1750+100) / 1750
= 0,060 atau 6,00 %
R1991 = (1790 – 1755 + 100) / 1755
= 0,077 atau 7,70 %
Return total dapat dihitung dari penjumlahan capital gain (loss) dan deviden yield seperti tampak di tabel berikut ini.
Tabel 1.2 contoh perhitungan Capital Gain (Loss) dan Devidend Yield dan Return
Periode
(1)
Capital Gain (Loss)
(2)
Dividend Yield
(3)
Return
(4) = (2) + (3)
1990
0,0029
0,0571
0,060
1991
0,0199
0,0570
0,077
1992
0,0112
0,0838
0,095
1993
0,1105
0,0829
0,193
1994
-0,0522
0,0995
0,047
1995
0,0079
0,1050
0,133
1996
0,0078
0,1042
0,112

Sebagai ilustrasi, untuk tahun 1990, capital gain, dividen  yield dan total return dihitung sebesar :
Gain1990 = (1755-1750) / 1750
              = 0,0029 atau 0,29 %
Yield 1990 = 100 / 1750 = 0,0571
                = 5,71%
R1990 = 0,0029 + 0,0571 = 0,060
         atau 6,00%

Dividend umumnya dibayarkan per kuartal atau per tahun. Jika dividend per tahun akan digunakan untuk menghitung return total untuk periode yang lebih pendek, misalnya return sebulan, maka dividend sebulan dapat dianggap sebagai dividend setahun dibagi 12. Jika dividend setahun digunakan untuk menghitung return total mingguan, maka dividen seminggu dapat dianggap sebagai dividen seahun dibagi dengan 52.
Contoh  :
Dividen setahun yang dibayarkan adalah sebesar Rp 120,-. Harga saham bulan kemarin adalah sebesar Rp 1.010,- dan bulan ini adalah sebesar Rp 100,-. Return total bulan ini adalah sebesar :
Return =
            = 9,9%

2.      Relatif Return
Return total dapat bernilai negatif atau positif. Kadangkala, untuk perhitungan tertentu, misalnya rata-rata geometrik yang menggunakan perhitungan pengakaran, dibutuhkan suatu return yang harus bernilai positif. Relatif return (return relative) dapat digunakan, yaitu dengan menambahkan nilai 1 terhadap nilai return total sebagai berikut :

Relatif Return = (Return Total + 1)
Atau
Relatif return =  + 1

Contoh  :
Tabel berikut menunjukkan nilai dari relatif return untuk saham PT ‘A’.
Tabel 1.3 : contoh Perhitungan Relatif Return
Periode
(1)
Harga Saham (Pt)
(2)
Dividen (Dt)
(3)
Return (Rt)
(4)
Relatif Return (RRt)
(5) = (4) + 1
1989
1750
100
-
-
1990
1755
100
0,060
1,060
1991
1790
100
0,077
1,077
1992
1810
150
0,095
1,095
1993
2010
150
0,193
1,193
1994
1905
200
0,047
1,047
1995
1920
200
0,113
0,113
1996
1935
200
0,112
0,112

Untuk tahun 1990, relatif return di Tabel 1.3 dapat dihitung sebagai berikut :
RR1990 = R1990 + 1 = 0,060 + 1 = 1,060
Atau dengan menggunakan rumus di  :
RR1990 = (P1990 + D1990) / P1989
               = (1755 + 100) / 1750
               = 1,060.

3.      Kumulatif Return
Return total mengukur perubahan kemakmuran yaitu perubahan harga dari saham dan perubahan pendapatan dari dividen yang diterima, perubahan kemakmuran ini menunjukkan tambahan kekayaan dari dari kekayaan sebelumnya. Return total hanya mengukur perubahan kemakmuran pada saat waktu tertentu saja, tetapi tidak mengukur total dari kemakmuran yang dimiliki. Untuk mengetahui total kemakmuran, indeks kemakmuran kumulatif (Cumulative Wealth Indeks) dapat digunakan IKK (indeks kemakmuran Kumulatif) mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KKo) yang dimiliki sebagai berikut :


IKK = KK0 (1 + R1) (1 + R2) . . . (1 + Rn)

Notasi :
IKK : Indeks kemakmuran kumulatif, mulai dari                     periode pertama sampai ke n
KK0 : Kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp 1
Rt        : Return periode ke –t, mulai awal dari periode (t = 1) sampai ke akhir periode (t = n)
Contoh 1.4 :
Indeks kemakmuran kumulatif untuk saham PT ‘A’ mulai dari tahun 1989 sampai dengan tahun 1996 tampak di tabel berikut ini.
Tabel 1.4 : Indeks Kemakmuran Kumulatif
Periode
Return
Indeks Kemakmuran Kumulatif (IKK)
1989
-
1,000
1990
0,060
1,060
1991
0,077
1,142
1992
0,095
1,250
1993
0,193
1,492
1994
0,047
1,562
1995
0,113
1,738
1996
0,112
1,933

Indeks kemakmuran kumulatif ini menunjukkan kemakmuran akhir yang diperoleh dalam suatu periode tertentu. Misalnya dengan membeli saham ‘A’ di akhir tahun 1989, maka pada akhir akhir tahun 1991, kemakmuran akan menjadi sebesar 114,20% dari kemakmuran semula. Jika saham ini dipertahankan lagi, maka pada akhir tahun berikutnya akan menjadi sebesar 125,00% dari nilai semula di akhir tahun 1990 dengan perhitungan sebagai berikut :

IKK1992 = 1 (1 + 0,060) (1 + 0,077) (1 + 0,095)
= 1,250 atau 125,00%

Indeks kemakmuran kumulatif di Tabel 1.4 jika digambarkan dalam bentuk bagan tampak di Gambar 1.1
Indeks kemakmuran kumulatif dapat juga dihitung berdasarkan perkalian nilai-nilai komponennya sebagai berikut :
IKK = PHK – YK

Notasi :
IKK    : Indeks Kemakmuran Kumulatif,
PHK   : Perubahan Harga Kumulatif,
YK     : Yield Kumulatif

Contoh 1.5 :
Tabel berikut menunjukkan contoh hasil perhitungan indeks kemakmuran kumulatif yang dihitung dari perkalian perubahan harga kumulatif dengan yield kumulatif.

Tabel 1.5 : Perubahan Harga Kumulatif, yield kumulatif dan indeks kemakmuran kumulatif

Periode
Capital Gain (Loss)
Dividen Yield
Perubahan Harga Kumulatif
Yield Kumulatif
Indeks Kemakmuran Kumulatif
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6) = (4) x (5)
1990
0,0029
0,0571
1,003
1,057
1,060
1991
0,0199
0,0570
1,023
1,117
1,142
1992
0,0112
0,0838
1,034
1,211
1,250
1993
0,1105
0,0829
1,148
1,311
1,505
1994
-0,0522
0,0995
1,088
1,442
1,569
1995
0,0079
0,1050
1,097
1,593
1,747
1996
0,0078
0,1042
1,105
1,759
1,943

Perhitungan capital again (loss) dan dividend yield dapat dilihat di contoh 1.1, tabel 1.2.sebagai ilustrasi perhitungan, perubahan harga kumulatif (PIIK), yield kumulatif (YK) dan indeks kemakmuran kumulatif (IKK) untuk tahun 1991 dapat dihitung sebagai berikut :
PHK1991 = (1 + Capital Gain1990) (1 + Capital Gain1991)
              = (1 + 0,0029) (1 + 0,0199) = 1,023
YK1991    = (1 +  Yield1990) (1 + Yield1991)
              = (1 + 0,0571) (1 + 1,0570) = 1,117
IKK1991  = (PIIK1991) (YK1991) = (1,023) (1,117)
              = 1,142

Indeks berbeda dengan rata-rata, indeks menggunakan tahun dasar di dalam perhitungannya, sedangkan rata-rata tidak menggunakannya.Dengan menggunakan tahun dasar, indeks menunjukkan kinerja dari saham yang mewakilinya dari waktu ke waktu relatif terhadap periode waktu dasarnya, sedang rata-rata hanya menunjukkan kinerja pada suatu waktu tertentu, tidak dibandingkan relatif dengan kinerja di waktu yang berbeda.Sebagai contoh adalah indeks kemakmuran kumulatif di Tabel 1.5 untuk tahun 1996 adalah sebesar 1,943.Tahun dasar indeks ini adalah tahun 1996 dengan nilai dasar 1. Hasil ini menunjukkan bahwa selama 7 tahun yaitu dari tahun 1989 sampai dengan 1996, nilai dari saham perusahaan ‘A’ telah meningkat sebesar 94,3%.

4.      Return Disesuikan
Return yang dibahas sebelumnya adalah return nominal (nominal return) yang hanya mengukur perubahan nilai uang tersebut.Untuk mempertimbangkan hal ini, return nominal perlu disesuaikan dengan tingkat inflasi yang ada. Return ini disebut dengan return riel (real return) atau return yang disesuaikan dengan inflasi (inflation adjusted return) sebagai berikut :
               R1A =  - 1
Notasi :
R1A  : return disesuaikan dengan tingkat inflasi
R     : return nominal
IF    : tingkat inflasi

Contoh :
Return sebesar 17% yang diterima setahun dari sebuah surat berharga jika disesuaikan dengan tingkat inflasi sebesar 5% untuk tahun yang sama, akan memberikan return riel sebesar :
R1A  =[(1 + 0,17) / (1 + 0,05)] – 1
= 0,11429 atau 11,429%

Diversifikasi internasional sekarang semakin dibicarakan, karena diversifikasi seperti ini dapat menurunkan tingkat resiko yang sudah tidak dapat diturunkan lagi akibat diversifikasi domestic. Jika investasi dilakukan diluar negeri, pengembalian yang diperoleh perlu disesuaikan dengan kurs mata uang yang berlaku sebagai berikut :

RKA =  - 1

Notasi :
RKA  : return yang disesuaikan dengan kurs mata uang asing
RR   : relative return

Contoh  :
Investor Indonesia yang membeli saham perusahaan Amerika pada awal tahun 1997 mendapatkan return tahunan sebesar 15%. Pada saat membeli saham ini, harga kur beli US$ adalah sebesar Rp 2.000,- dan pada akhir tahun, kur jual adalah sebesar Rp 2.100,- per US$. Return bersih yang diperoleh setelah disesuaikan dengan kurs adalah sebesar :

RKA = [ 1,15 x (Rp 2.100,- / Rp 2.000,-)] – 1
= 0,2075 atau 20,75%

5.      Rata-Rata Geometrik
Rata-rata goemetrik (geometric mean) digunakan untuk menghitung rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu.Berbeda dengan rata-rata arithmatika biasa yang tidak mempertimbangkan pertumbuhan, rata-rata geometrik lebih tepat digunakan untuk menghitung rata-rata return sari surat-surat berharga yang melibatkan beberapa periode waktu. Rata-rata geometrik dihitung dengan rumus :

RG = [(1 + R1) (1 + R2) …(1 + Rn)]1/n – 1

Notasi :
RG  : rata-rata geometric
Ri    : return untuk periode ke – i
n      : jumlah dari return

Contoh  :
Harga dari suatu saham pada periode ke–0 (periode awal) adalah Rp 500,-. Pada periode selanjutnya (periode ke–1), harga saham ini meningkat menjadi Rp 600,- dan turun di periode ke-2 menjadi Rp 550,-. Return untuk masing-masing periode adalah sebagai berikut :
R1 = (Rp600,-  - Rp500,-) / Rp500.-
     = 0,2 atau 20%
R2 = (Rp550,- - Rp600,-) / Rp600,-
     = -0,083 atau -8,33%

Rata-rata goemetrik juga banyak digunakan untuk menghitung indeks kemakmuran kumulatif. Jika rata-rata geometrik diketahui, indeks kemakmuran kumulatif untuk suatu periode tertentu dapat dihitung dengan rumus :

IKKt = (1+ RG)n bv

Notasi :
IKK  : indeks kemakmuran kumulatif
t       : periodeke-t
n      : lama periode dari periode dasar ke periode ke-t
bv    : nilai dasar

Contoh  :
Indek kemakmuran kumulatif untuk tahun 1996 dapat dihitung sebagai berikut :

IKK1996 = (1 + 0,0987)7 x 1 = 1,933136

Hubungan antara return rata-rata arithmatika dan rata-rata geometrik adalah sebagai berikut:
(1 + RG) ≈ (1 + RA) – (SD)2

Contoh :
Rata-rata arithmatika untuk return dari tahun 1990 sampai dengan tahun 1996 tabel 1.4 sebelumnya adalah sebesar :
          (0,060+0,077+0,095+0,193+0,047+0,113+0,112)
RA =
                      7
= 0,09957

Dari hubungan rata-rata arithmatika dan rata-rata geometrik, deviasi standar (standard deviation) dapat dihitung sebesar:

(1 + 0,0987)2 ≈ (1 + 0,09957)2 – (SD)
       1,20714 ≈ 1,20905 – SD2
             SD2 ≈ (1,20905 – 1,20714)
SD  ≈ 0,04375

Menghitung deviasi standar jaang dilakukan dengan menggunakan rumus hubungan diatas. Deviasi standar umumnya dihitung secara lansung seperti yang akan dibahas di Risiko.


3.      Return Ekspektasian
Return ekspektasian (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan historis karena return ekspektasian merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan.
Return ekspektasian (expected return) dapat dihitung berdasarkan beberapa cara sebagai berikut ini,
a.       Berdasarkan nilai ekspektasian masa depan
Dengan adanya ketidakpastian (uncertainty) berarti investor akan memperoleh return dimasa mendatang yang belum diketahui persis nilainya. Untuk ini, yang akan diterima perlu diestimasi nilainya dengan segala kemungkinan yang dapat terjadi. Dengan mengantisipasi segala kemungkinan yang dapat terjadi ini berarti bahwa tidak hanya sebuah hasil masa depan (outcome) yang akan diantisipasi, tetapi perlu diantisipasi beberapa hasil masa depan dengan kemungkinan probabilitas terjadinya. Berurusan dengan uncertainty berarti distribusi probabilitas dari hasil-hasil masa depan perlu diketahui. Distribusi probabilitas merupakan satu set dari kemungkinan outcome dengan masing-masing outcome dihubungkan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya. Distribusi probabilitas ini dapat diperoleh dengan cara estimasi secara subjektif atau berdasarkan dari kejadian sejenis dimasa lalu yang pernah terjadi untuk digunakan sebagai estimasi.
Return ekspektasian dapat dihitung dengan metode nilai ekspektasian (expected value method) yaitu mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan sejumlah semua produk perkalian tersebut. Secara matematik, return ekspektasian metode nilai ekspektasian (expected value method) ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
E(Ri) = )

Notasi :
E(Ri)  : Return ekspektasian suatu aktiva atau sekuritas ke-i
Rij      : Hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj       : probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke-i)
n : jumlah dari hasil masa depan

Contoh  :
Berikut ini merupakan lima buah hasil masa depan dengan probabilitas kemungkinan terjadinya untuk masing-masing kondisi ekonomi yang berbeda:

Kondisi Ekonomi (j)
Hasil Masa Depan (Rij)
Probabilitas (Pj)
Resesi
-0,09
0,10
Cukup Resesi
-0,05
0,15
Normal
0,15
0,25
Baik
0,25
0,20
Sangat Baik
0,27
0,30
         
Selanjutnya return ekspektasian dapat dihitung sebesar:
                                             
E(Ri) = Ri1 . p1 + Ri2 . p2 + Ri3 . p3 + Ri4 . p4 + Ri5 . p5
= -0,09 (0,10) + -0,05 (0,15) + 0,15 (0,25) +                  0,25 (0,20) + 0,27 (0,30)
= o,125 = 15,20%

b.      Berdasarkan Nilai-Nilai Return Historis
Kenyataannya menghitung hasil masa depan dan probabilitas merupakan hal yang tidak mudah dan bersifat subjektif. Akibat dari perkiraan yang subjektif ini, ketidakakuratan akan terjadi. Untuk mengurangi ketidakakuratan ini, data historis dapat digunakan sebagai dasar ekspektasi.
Tiga metode dapat diterapkan untuk menghitung return ekspektasian dengan menggunakan data historis, yaitu sebagai berikut ini.
1.      Metode rata-rata (mean method)
2.      Metode trend (trend method)
3.      Metode jalan acak (random walk method)

Metode rata-rata mengasumsikan bahwa return ekspektasian dapat dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya. Menggunakan rata-rata return historis tidak mempertimbangkan pertumbuhan dari return-returnnya. Jika pertumbuhan akan diperhitungkan, return ekspektasian dapat dihitung dengan menggunakan teknik trend. Metode random walk beranggapan bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga sulit digunakan untuk memprediksi, sehingga diperkirakan return terakhir akan terulang dimasa depan. Dengan demikian metode ini memprediksi bahwa return ekspektasian akan sama dengan return terakhir yang terjadi.
Metode sama yang terbaik tergantung dari distribusi data returnnya. Jika distribusi data return mempunyai poal trend, maka metode trend mungkin akan lebih baik. Sebaliknya jika distribusi data returnnya tidak mempunyai pola acak, maka metode rata-rata atau random walk akan menghasilkan return ekspektasian lebih tepat.
Contoh :
Berikut ini merupakan lima periode terakhir mingguan historissebagai berikut:
Minggu ke
Return (Ri)
-5
0,30%
-4
0,40%
-3
0,05%
-2
0,20%
-1
0,25%







Return-return ekspektasian dapat dihitung sebagai berikut ini.
1.      Dengan metode rata-rata :

E(Ri) = (0,30 + 0,40 + 0,05 + 0,20 + 0,25)% / 5
 = 0,24%

2.      Dengan metode trend dapat ditarik garis lurus dengan kesalahan terkecil (lihat gambar, dan biasanya lebih tepat dihitung dengan teknik trend misalnya regresi, rata-rata bergerak dan lain sebagainya). Dengan metode trend akan dihasilkan E(Ri) = 0,35%.
3.      Dengan metode random walk, maka nilai return ekspektasian adalah nilai terakhir yang terjadi, yaitu E(Ri) = 0,25%.

Return-return ekspektasian ini dapat digambarkan sebagai berikut :


E(Ri)
                                                     keterangan :
0,40                                                            1 = metode rata-rata
0,352 ……..E(Ri) = 0,35%                                                2 = metode trend
0,303……E(Ri) = 0,25%                                                   3 = metode random walk
0,25
0,201……E(Ri) = 0,24%
0,15
0,10
0,05
    Minggu ke          -5   -4  -3  -2  -1   0


Gambar 1.1.perbandingan antara return-return ekspektasian metode rata-rata, trend dan random walk.

c.       Berdasarkan Model Return Ekspektasian
Model-model untuk menghitung return ekspektasian sangat dibutuhkan. Sayangnya tidak banyak model yang tersedia. Model yang tersedia yang populer dan banyak digunakanadalah single indeks model (lihat bab 10) dan Model CAPM (lihat bab 13).

B.     RISIKO
Hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah, karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade-off dari kedua faktor ini. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan.
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Van Horne dan achowics, Jr. (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk menghitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar (standard deviation) yang mengukur absolut penyimpanan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspektasinya.
1.      Risiko Berdasarkan Probabilitas
SDi = (E([Ri – E(Ri)]2))1/2
Penyimpangan standar atau deviasi standar merupakan pengukuran yang digunakan untuk menghitung risiko. Deviasi standar (standard deviation) dapat dituliskan sebagai berikut:


Selain deviasi standar (standard deviation), risiko juga dapat dinyatakan dalam bentuk varian (variance). Varian (variance) adalah kuadrat dari deviasi standar (standard deviation) sebagai berikut:
Var(Ri) = SD12 = E([Ri – E(Ri)]2)
 
                          

Rumus varian ini dapat ditulis dengan dinyatakan dalam bentuk probabilitas.
Misal [Ri – E(Ri)]2 = Ui, maka Var(Ri) dapat ditulis:
                 Var(Ri) = E(Ui)
                                          =
Substitusi kembali Ui dengan [Ri – E(Ri)]2 sebagai berikut:
Var(Ri)  =
 




Deviasi standar adalah akar dari varian :
=
 


Contoh :
Dengan menggunakan data di contoh 1.9, maka varian dari return ekspektasian dapat dihitung sebesar:

Var(Ri)  =   (Ri1 – E(Ri))2 . p1+ (Ri2 – E(Ri))2 . p2 + (Ri3 – E(Ri))2 . p3 + (Ri4 – E(Ri))2 . p4 + (Ri5 – E(Ri))2 . p5
        =   (-0,09 – 0,152)2 . 0,10 + (-0,05 – 0,152)2 .                0,15 + (0,15 – 0,152)2 . 0,25 + (0,25 –                           0,152)2 . 0,20 (0,27 – 0,152)2 . 0,30
        =   0,0586 + 0,00612 + 0,000001 + 0,001921 +           0,00418
        =   0,070.
Besarnya deviasi standar adalah akar dari varian, yaitu sebesar :
=  = 0,264
2.      Risiko Berdasarkan data Historis
Risisko yang diukur dengan deviasi standar (standard deviation) yang menggunakan data historis dapat dinyatakan sebagai berikut.
SD =
 





Notasi:
SD      = standard deviation
Xi       = nilai ke-i
E(Xi)   = nilai ekspektasian
n      =  jumlah dari observasi data historis untuk sampel besar dengan n
(paling sedikit 30 observasi) dan untuk sampel kecil digunakan (n-1).
Nilai ekspektasian yang digunakan di rumuskan deviasi standar dapat berupa nilai ekspektasian berdasarkan rata-rata historis atau trend atau random walk.

Contoh:
Tabel 1.1 menunjukkan nilai-nilai return selama 7 tahun mulai tahun 1990 sampai dengan 1996. Rata-rata arithmatika untuk nilai-nilai return ini sudah dihitung di contoh 1.10 sebesar 0,09957.
Periode
Return (R1)
(R1 – Rt)2
1990
0,060
(0,060-0,09957)2 = 0,00157
1991
0,077
(0,077-0,09957)2 = 0,00051
1992
0,095
(0,095-0,09957)2 = 0,00002
1993
0,193
(0,193-0,09957)2 = 0,00873
1994
0,047
(0,047-0,09957)2 = 0,00276
1995
0,113
(0,113-0,09957)2 = 0,00018
1996
0,112

Rt = 0,09957
(0,112-0,09957)2  = 0,00015

∑(Rt – Rt)2 = 0,01392

Dari perhitungan di tebel, maka deviasi standar dapat dihitung sebesar:
SD =   = 0,0482

Contoh :
Risiko return saham akan dihitung berdasarkan nilai-nilai return ekspektasian di contoh .... sebelumnya sebagai berikut :
1.      Dengan metode rata-rata:
SD    =   ((0,003-0,0024)2 + (0,004-0,0024)2 +                  (0,0005-0,0024)2 + (0,002-0,0024)2 +             (0,0025-0,0024)2 / 4)1/2
                 =   0,001294 = 0,1294%
2.      Dengan metode trend:
SD    =   ((0,003-0,0035)2 + (0,004-0,0035)2 +                  (0,0005-0,0035)2 + (0,002-0,0035)2 +             (0,0025-0,0035)2 / 4)1/2
          =   0,001785 = 0,1785%
3.      Dengan metode random walk:
SD    =   ((0,003-0,0025)2 + (0,004-0,0025)2 +                 (0,0005-0,0025)2 + (0,002-0,0025)2 +                       (0,0025-0,0025)2 / 4)1/2
          =   0,001299 = 0,1299%

C.     KoefisienVariasi
Untuk melakukan analisis investasi, dua factor harus dipertimbangkan bersama-sama, yaitu return ekspektasian dan risiko aktiva. Koefisien variasi (coefficient of variation) dapat digunakan untuk mempertimbangkan dua factor tersebut bersamaan. Rumus koefisien variasi (coefficient of variation) adalah:
CVi =
Notasi :
CVi    : Coefficient of variation (koefisienvariasi) untukaktivake-i

Dari rumus koefisien variasi (coefficient of variation) dapat diartikan bahwa semakin kecil nilai CV semakin baik aktiva tersebut. Semakin kecil CV menunjukkan semakin kecil risiko aktiva dan semakin besar return ekspektasiannya.
Contoh :
Data dua buah saham, yaitu saham Bank MandiriTbk (dengan kode ticker BMRI) dan saham Telekomunikasi Indonesia Tbk (dengankode ticker TLKM) untuk periode satu minggu sebagai berikut ini.

Tanggal
Hari
Saham BMRI
Saham TLKM
Harga
Return
Harga
Return
28-Sep-2007
Jum’at
RP3.525,-

Rp11.000,-

1-oct-2007
Senin
Rp3.575,-
0,01418
Rp11.350,-
0,03182
2-oct-2007
Selasa
Rp3.650,-
0,02098
Rp12.000,-
0,05727
3-oct-2007
Rabu
Rp3.575,-
-0,02055
Rp11.950,-
-0,0417
4-oct-2007
Kamis
Rp3.675,-
0,02797
Rp12.100,-
0,01255
5-oct-2007
Jum’at
Rp3.650,-
-0,00680
Rp12.450,-
0,02893

Nilai return ekspektasian yang dihitung dengan rata-rata aritmatika untuk saham BMRI adalah sebesar 0,00716 dan untuk saham TLKM adalah sebesar 0,02528. Risiko yang yang diukur dengan deviasi standar (lihat rumus dan cara perhitungan bab risiko berdasarkan data historis sebelumnya) adalah sebesar 0,02022 untuk saham BMRI dan 0,02296 untuk saham TLKM. Nilai-nilai CV untu kmasing-masing saham dapat dihitung sebesar :
CVBMRI = 0,02022 / 0,00716 = 2,82586
CVTLKM = 0,02296 / 0,02528 = 0,90820

Nilai CV untuk saham TLKM lebih kecil dari nilai CV saham BMRI. Ini bararti saham TLKM mempunyai kinerja lebih baik untuk minggu pertama bulan oktober 2007 dibandingkan dengan kinerja saham BMRI.

D.    Properti Return Ekspektasian dan Varian
Properti1 :
Nilai ekspektasian dari penjumlahan sebuah variable acak X dengan sebuah konstanta k adalah sama dengan nilai ekspektasian dari variable acak itu sendiri ditambah dengan konstanta sebagai berikut ini.
E(X+k) = E(X) + k
Bukti :
MensubstitusikanRidengan (X+k) untuk nilai ekspektasian maka akan didapatkan;
E(X+k) =
             = (X1+k) . p1 + (X2+k) . p2 + (X3+k) . p3+…+ (Xn+k) . pn
                  =  + k
E(X+k) =

             = E(X) + k              Terbukti


Contoh :
Nilai-nilaimasadatang (Xi) denganprobabilitas (pi) kemungkinanterjadinyatampak di tableberikutini.
Xi
pi
10
0,20
15
0,30
20
0,50






E(Xi) = (10. 0,20 + 15.0,30 + 20.0,50)
         = (2 + 4,5 + 10) = 16,5
Untuk suatu konstanta yang bernilai 2, maka :
E(X + k) = (10 + 2) . 0,20 + (15 + 2) . 0,30 + (20 + 2) . 0,50
               = 2,4 + 5,1 + 11 = 18,5
Dari poperti 1, nilai E(X + k) dapat juga dihitung sebagai berikut :
E(X + k) = E(X) + k
               = 16,5 + 2 = 18,5
E.     Semivariance
Salah satu keberatan menggunakan rumus varian adalah karena rumus ini member bobot yang sama besarnya untuk nilai-nilai dibawah maupun diatas nilai ekspektasian (nilai rata-rata). Padahal individu yang mempunyai attitude berbeda terhadap risiko akan memberikan bobot yang tidak sama terhadap dua kelompok nilai tersebut. Pengukuran dengan deviasi standar yang juga memasukkan nilai-nilai diatas nilai ekspektasiannya dianggap tidak tepat, karena dianggap bukan komponen dari risiko. Pengukur risiko seharusnya hanya memasukkan nilai-nilai di bawah nilai yang diekspektasi saja. Bukan hanya nilai-nilai satu sisi saja yang digunakan, yaitu nilai-nilai di bawah ini ekspektasinya, maka ukuran risiko semacam ini disebut dengan Semivariance yang dihitung sebagai berikut:
Semivarance = E[(Ri – E(Ri))2]
UntukRi ˰˂ E(Ri)
Contoh :
Gunakan kembali data contoh
KondisiEkonomi
Ri
Probabilitas (pi)
Resesi
-0,09
0,10
CukupResesi
-0,05
0,15
Normal
0,15
0,25
Baik
0,25
0,20
SangatBaik
0,27
0,30

Besarnya E(Ri) sudah dihitung di contoh yaitu sebesar 0,152. Nilai – nilai Ri yang lebih kecil dari E(Ri) adalah tiga nilai Ri yang pertama, yaitu -0.09, - 0,05 dan 0,15. Nilai – nilai diatas nilai ekspektasian dianggap tidak menyimpang, sehingga :
Semivariance     =   (-0,09 – 0,152)2 . 0,10 + (-0,05 – 0,152)2 .0,15 + (0,15-0,152)2 . 0,25
                     = 0,012

F.     Mean Absolute Deviation
Baik varian maupun semivariance sangat sensitive terhadap jarak dari nilai ekspektasian, karena pengkuadratan akan diberikan bobot  yang lebih besar dibandingkan jika tidak dilakukan pengkuadratan. Pengukuran risiko yang menghindari pengkuadratan adalah mean absolute deviation (MAD):
MAD = E[ | Ri – E(Ri) | ]


Contoh :
Ri
Probabilitas (pi)
-0,09
0,10
-0,05
0,15
0,15
0,25
0,25
0,20
0,27
0,30

MAD     =   [Ri1 – E (Ri)].p1 + [Ri2 – E(Ri] . p2 + [Ri3
E(Ri)]p3 . . . . . . . . . . . .  . + [Ri5-E(Ri)] . p5
              =   [-0,09 – 0,152] . 0,10 + [- 0,05 – 0,152] .
0,15 + [0,15 – 0,152 ] . 0,25 + [ 0,25 – 0,152] . 0,20+ [ 0,27- 0,152] .0,30
              =   0,0242 + 0,0303 + 0,0005 +0,0196+0,0354
              =   0,011





G.    Hubungan Antara Return Ekspektasian dengan Risiko
Return ekspektasian dan risiko mempunyai hubungan yang positif. Semakin besar risiko semakin besar pula return yang diterima. Begitu juga sebaliknya, jika return semakin kecil maka risiko juga kecil. Hubungan positif ini hanya berlaku pada return ekspektasian saja. Untuk return realisasian hubungan positif ini dapat tidak terjadi. Untuk pasar yang tidak rasional, kadang kala return realisasian yang tinggi tidak selalu mempunyai risiko yang tinggi pula. Bahkan keadaan sebaliknya dapat terjadi, yaitu return realisasian yang tinggi hanya mempunyai risiko yang kecil.
Hubungan positif antara return ekspektasian dengan risiko dapat digambarkan sebagai berikut :
   Return Ekspektasian                                   








                                                                      Futures
                                                                      Opsi
                                                                     
                                                                      Waran                                                                          Saham Biasa
                                                             Saham Preferen
                                             
                                  Obligasi Perusahaan
                          Obligasi Pemerintah                       
               Obligasi Pemerintah Daerah
                
Deposito
RBR  SBI
                                                                          
                                                                            Risiko

Dari gambar terlihat bahwa suatu aktiva yang tidak mempunyai risiko (misalnya adalah sertifikat utang yang dikeluarkan pemerintah, seperti Sertifikat Bank Indonesia atau SBI) hanya akan memperoleh return ekspektasian yang rendah, yaitu sebesar return bebas risiko.
Jika investor menginginkan return yang lebih tinggi, maka dia harus menanggung risiko yang lebih tinggi pula. Obligasi pemerintah mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan SBI karena obligasi pemerintah adalah surat utang jangka panjang sedangkan SBI adalah surat utang jangka pendek.
Obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan (corporate bond) mempunyai risiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan obligasi pemerintah (goverment bond), sehingga return yang diharapkan darinya juga akan lebih tinggi.
Saham lebih berisiko dibandingkan dengan obligasi perusahaan, karena harga saham lebih berfluktuasi dibandingkan dengan obligasi. Oleh karena itu, return ekspektasian saham juga seyogyanya lebih tinggi dari return yang diperoleh dari obligasi.
Waran dan opsi merupakan hak untuk membeli atau menerima saham dengan harga tertentu untuk suatu periode waktu tertentu. Jika hak ini tidak digunakan sampai masa berlakuknya habis, maka nilai dari waran atau opsi tersebut menjadi nol. Dengan demikian pemegang waran atau opsi akan menanggung risiko yang besar yaitu risiko kehilangan nilai waran atau opsi tersebut. Oleh karena itu, waran atau opsi diharapkan akan dapat memberikan return yang lebih besar dibandingkan dengan return dari saham atau obligasi.
Future lebih berisiko dibandingkan dengan opsi. Future lebih berisiko karena hasilnya diperoleh dimasa depan yang penuh dengan ketidakpastian (uncertainty), misalnya adalah komoditi hasil bumi (kelapa sawit, jeruk, dan lainnya) yang hasilnya dimasa depan tergantung dari keberhasilan panennya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar