Sabtu, 07 November 2015

Manajemen Portofolio



MANAJEMEN PORTOFOLIO


Alasan memilih manajemen portofolio ini karena alasan sebagai beirikut:
1.      CFA (Chartered Financial Analyst) merupakan institusi terkenal yang mengembangkan standar professional investasi untuk para anggotanya.
2.      Manajemen portofolio ini menyediakan tahapan sistematik yang mudah dipahami.
3.      Selain itu, manajemen portofolio ini banyak digunakan di kurikulum pendidikan oleh banyak institusi professional.

A.    PROSES MANAJEMEN PORTOFOLIO
Manajemen portofolio adalah suatu proses yang dilakukan oleh investor mengatur uangnya yang diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibuat. Manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses sistematik yang dinamis. Karena manajemen portofolio dipandang sebagai suatu proses, maka dapat diaplikasikan kepada setiap investor atau manager investasi.

B.     PERENCANAAN PORTOFOLIO
Tahapan awal dari proses manajemen portofolio adalah perencanaan (planning). Tahap perencanaan ini memfokuskan pada penentuan input-input yang diperlukan untuk membentuk portofolio.
      Ada tiga input yang digunakan untuk membentuk portofolio, yaiu yang pertama return ekspektasian individual sekuritas (input ini digunakan untuk membentuk return ekspektasian portofolio), yang kedua varian return individual sekuritas, dan yang ketiga kovarian return individual sekuritas. Varian dank ovarian return individual sekuritas digunakan untuk membentuk varian return atau risiko portofolio. Faktor-faktor yang menentukan input-input ini berasal dari diri investor sendiri (sasaran-sasaran, hambatan-hambatan, dan preferensi-preferensi) dan dari pasar modal (dengan mempertimbangkan keadaan ekonomik, social, political, dan sektor yang relevan). Hasil dari perencanaan ini adaalh kebijakan-kebijakan dan strategi-trategi portofolio serta ekspektasi-ekspektasi pasar yang nantinya dibutuhkan dalam pembentukan portofolionya.

C.    EKSEKUSI PORTOFOLIO
      Mengeksekusi portofolio berarti membuat portofolionya jika portofolio masih belum dibuat dan merevisinya dikemudian hari berdasarkan umpan balik yang diterima. Beberapa tahapan dalam mengeksekusi portofolio adalah sebagai berikut ini:
·         Alokasi aktiva (asset allocation)
·         Optimalisasi portofolio (portfolio optimization)
·         Pemilihan sekuritas (security selection)
·         Implementasi dan eksekusi

D.    UMPAN BALIK KINERJA PORTOFOLIO
      Proses ini yang membedakan antara manajemen portofolio dengan hanya sekedar membuat portofolio. Portofolio yang sudah dibuat tidak dapat hanya dibiarkan saja, karena kinerjanya dapat menurun setiap saat dimasa depan. Kondisi pasar yang jelek misalnya akan dapat menurunkan kinerja portofolio. Oleh karena itu kondisi pasar harus selalu dipantau untuk menjaga kinerja portofolio akan tetap optimal. Jika kinerja portofolio menjadi tidak optimal karena kondisi pasar yang berubah, maka portofolio ini perlu diseimbangkan kembali (rebalancing).
      Dalam memantau kondisi pasar, perlu memperhitungkan kondisi pasar yang terjadi, sehingga keputusan investasi dapat menyesuaikan dengan kondisi pasar. Kondisi pasar sekarang yang perlu dipantau adalah kondisi makroekonomi, inflasi, tingkat suku bunga, politik, social, dan keamanan). Selain itu, perubahan keadaan dan preferensi investor juga perlu dipantau.

E.     MENGUKUR KINERJA PORTOFOLIO
      Untuk mengetahui apakah sasaran investor masih tercapai, maka kinerja portofolio perlu dihitung dan diukur setiap saat dan dibandingkan dengan benchmark sasaran investor. Kinerja portofolio dapat dihitung berdasarkan return portofolionya saja. Karena adanya tukaran (trade-off) anatara return dan risiko, pengukuran portofolio berdasarkan returnnya saja mungkin tidak cukup, tetapi harus mempertimbangkan keduangya yaitu return dan risikonya. Pengukuran yang melibatkan kedua faktor ini disebut dengan return sesuaian risiko (risk-adjusted return).
ü  Return Portofolio
Perhitungan return portofolio dapat dihitung dengan cara yang sama dengan yang dilakukan untuk menghitung return aktiva tunggal. Kinerja portofolio yang hanya didasarkan pada returnnya saja dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
                          NABt – NABt-1
Rp      =                               
                           NABt-1
Notasi           :
Rp        = Return portofolio
NABt                = Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai
portofolio periode sekarang (t)
NABt-1= Nilai Aktiva Bersih yang merupakan nilai
portofolio periode lalu (t-1)
          Perhitungan return di atas hanya melibatkan satu periode saja, yaitu antara waktu membeli portofolionya sampai waktu menjual portofolionya. Jika investasiportofolio melibatkan beberapa periode, maka perhitungan return rata-rata dapat dilakukan dengan cara rata-rata geometric dan rata-rata timbangan-rupiah (rupiah-weighted)
          Rata-rata geometric (geometric mean) digunakan untuk menghitungan rata-rata yang memperhatikan tingkat pertumbuhan kumulatif dari waktu ke waktu. Return rata-rata geometric disebut juga dengan istilah return timbangan-waktu (time-weigthed return) yang dapat dihitungan dengan rumus:
        RG =[(1+R1) (1+R2) … (1+Rn)]1/n – 1
Notasi           :
RG                = rata-rata geometric,
Ri                  = return untuk periode ke-I,
n                    = jumlah dari retun.

Contoh          :
Seorang investor membeli reksadana 3 tahun yang lalu. Return tiga tahun yang lalu sebesar 40%, dua tahun yang lalu sebesar 25% dan setahun yang lalu sebesar -15%. Rata-rata return setahunnya yang dihitung menggunakan rata-rata geometric adalah sebesar:
      RG      = [(1+0,4) (1+0,25) (1-0,15)]1/3 – 1
                  = [1,4875]1/3 – 1
                  = 1,1415 – 1
                  = 0,1415
                  =14,15%
          Jika aliran kas (kas masuk dank as keluar) dipertimbangkan selama periode investasi portofolio, maka perhitungan rata-rata return yang lebih tepat digunakan adalah menggunakan rata-rata timbangan-rupiah. Tingkat return timbangan-rupiah (rupiah-weigthed rate of return) sebenarnya adalah sama dengan internal rate of return (IRR) yang diperoleh dari nilai sekarang semua aliran kas.

Contoh          :
Pada tahun pertama seorang investor membeli sebuah reksadana A sebesar Rp 100 juta. Pada tahun kedua dia menerima dividen dari reksadana A sebesar Rp 5 juta dan pada tahun kedua ini dia juga membeli lagi reksadana B senilai Rp 50 juta. Pada tahun ketiga investor ini membeli lagi reksadana C sebesar Rp 100 juta. Pada tahun keempat investor ini menjual ketiga reksadana tersebut dengan harga 275 juta. Aliran-aliran kas investasi ini dapat digambarkan sebagai berikut:



Contoh Aliran Kas Investasi.
Aliran Kas
Tahun 1
Tahun 2
Tahun 3
Tahun 4
Kas Keluar
- Rp 100 juta
-Rp 50 juta
-Rp 100 juta
-
Kas Masuk
-
Rp 5 juta
-
Rp 275 juta
Aliran Kas Bersih
- Rp 100 juta
-Rp 45 juta
-Rp 100 juta
Rp 275 juta

      Tingkat return timbangan-rupiah (rupiah-weighthed rate of return) untuk investasi ini dapat dihitung sebagai berikut:
Rp10juta      Rp45juta       Rp10juta         Rp275juta
0 =                    -                    -                      +
       1+ TRTR    1+ TRTR      1+ TRTR        1+ TRTR

Dengan menggunakan cara trial and eror atau dengan menggunakan Excell dapat diperoleh TRTR (tingkat return timbangan-rupiah) sebesar 5,876%. Nilai TRTR dapat juga dihitung dengan cara menyamakan aliran keluar sama dengan aliran kas masuk sebagai berikut:
Rp100juta + Rp45juta + Rp100juta = Rp275juta
1+TRTR      1+TRTR      1+TRTR      1+TRTR
Hasil penyelesaian ini akan didapatkan nilai TRTR (tingkat return timbangan-rupiah) yang sama sebesar 5,876%.

ü  Return-sesuai Risiko
          Return yang tinggi saja belum tentu merupakan hasil investasi yang baik. Return yang rendah juga dapat merupakan hasil investasi yang baik jika return yang rendah ini disebabkan oleh risiko yang rendah pula. Oleh karena itu return yang dihitung perlu disesuaikan dengan risiko yang harus ditanggungnya. Beberapa model perhitungan return sesuaian-risiko (risk-adjusted return) adalah reward to variability, reward to volatility, reward to market risk, reward to diversification, jensen’s alpha, M2, dan rasio informasi (information ratio).

2 komentar:

  1. Dari buku TPAI Prof. Jogiyanto Hartono, MBA, penerbit BPFE UGM. Mengapa tidak disebutkan sumbernya?

    BalasHapus