Sabtu, 07 November 2015

Gambaran Umum Investasi



GAMBARAN UMUM INVESTASI


A.  Investasi

Investasi adalah menempatkan dana dengan harapan memperoleh tambahan uang atau keuntungan tersebut[1]. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan dimasa mendatang[2].
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa investasi saham adalah penyaluran sumber dana yang ada sekarang dengan mengharapkan keuntungan dimasa mendatang dengan cara menempatkan uang atau dana dalam pembelian efek berupa saham dengan harapan mendapatkan tambahan atau keuntungan tertentu atas dana yang diinvestasikan dalam perdagangan saham tersebut di bursa efek.

1.    Bentuk Investasi

Secara garis besar ada dua jenis asset yang dapat digunakan sebagai sarana investasi yaitu:
a)    Real asset yaitu  investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud nyata seperti: emas, real estate dan karya seni.
b)   Financial asset yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial, seperti: deposito, saham, obligasi, reksadana.
Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan dua cara yaitu langsung dan tidak langsung.  Langsung artinya investor membeli asset-asset keuangan perusahaan, tidak langsung membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio asset-asset keuangan dari perusahaan lain.
Dalam pengelolaan portofolio ada dua pendekatan yantu strategi pasif dan strategi aktif [3].
a.       Bentuk investasi aktif (active investment style), didasarkan pada asumsi bahwa pasar modal melakukan kesalahan dalam penentuan harga (mispriced).
b.      Bentuk investasi pasif (passive investment style), didasarkan pada asumsi bahwa harga-harga sekuritas di pasar sudah ditentukan secara tepat sesuai dengan nilai intrinsiknya atau pasar modal tidak melakukan kesalahan dalam penentuan harga.
Berdasarkan pernyataan sebelumnya, para investor yang tergolong dalam melakukan bentuk investasi aktif mungkin menggunakan analisis teknikal, analisis fundamental. Sedangkan pada bentuk investasi pasif terlalu takut untuk menerima risiko maka langkah preferensi risikonya dengan menyusun portofolio.
Hal yang paling mendasar yang harus diketahui oleh seorang investor adalah adanya risiko yang selalu mengikuti return (trade off return and risk).  Adapun pengertian masing-masing adalah
a)      Return atau disebut juga imbal hasil yaitu hasil yang diperoleh dari suatu investasi. Return ini dapat berupa return realisasi/ imbal hasil yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang terjadi di masa mendatang. Return ini biasanya berupa bunga, capital gain dan dividen.
b)      Risk adalah peluang dari tidak tercapainya salah satu tujuan investasi karena adanya ketidakpastian dari waktu ke waktu.  Risiko ini ada 2 yaitu risiko sistematis (risiko pasar) dan risiko tidak sistematis (risiko yang timbul dari kebijakan perusahaan)
c)      Antara Return dan Risk terdapat hubungan yang searah atau linier, artinya semakin besar risiko yang ditanggung semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.

2.            Proses Keputusan Investasi

Proses Keputusan Investasi merupakan keputusan yang berkesinambungan (on going process) sampai tercapai keputusan investasi yang terbaik. Tahapan-tahapan tersebut meliputi tahapan sebagai berikut[4] :

a.       Penentuan Tujuan Berinvestasi
Dalam penentuan tujuan berinvestasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu jangka waktu investasi (pendek/panjang), berapa target return yang mau dicapai.
b.      Penentuan Kebijakan Investasi 
Investor harus mengerti karakter risiko (risk profile) masing-masing apakah seorang yang mau mengambil risiko atau menghindari risiko, berapa banyak dana yang akan diinvestasikan,  fleksibilitas investor dalam waktu untuk memantau investasi, pengetahuan akan pasar modal.
c.       Pemilihan strategi portofolio dan asset 
Setelah mengetahui hal-hal pada point 1 dan 2 di atas maka kita dapat membentuk suatu portofolio yang diharapkan efisien dan optimal.
d.      Pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio
Mengukur kinerja portofolio yang telah dibentuk, apakah sudah sesuai dengan tujuan. 

3.            Motif Investasi

Secara umum motif investasi didasari untuk memperoleh keuntungan dari dana yang diinvestasikan karena adanya peluang untuk mendapatkan keuntungan yang diinginkan, tingkat keuntungan dalam investasi biasanya dipengaruhi oleh sikap investor dalam mengambil atau menanggapi risiko.
Berdasarkan sikapnya dalam menghadapi risiko, investor dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok[5].
a.        Pengambil risiko (Risk seeker)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang berisiko.
b.      Penghindar risiko (Risk Averter)
Investor yang apabila dihadapkan pada dua alternatf investasi dengan pengembalian yang diharapkan sama, investor ini cenderung investasi yang kurang berisiko
c.         Acuh terhadap risiko (Risk Indiference)
Investor yang tidak perduli akan jenis investasi mana yang akan diambil.
Investor yang termasuk pada kelompok risk seeker merupakan investor yang berani menanggung risiko, optimis dalam melihat masa depan. Portofolio saham pemodal ini sebagian ada yang memberikan hasil yang tinggi dengan risiko  yang tinggi dan risiko   kecil dengan hasil yang tidak begitu tinggi. Para pemodal ini biasanya dari golongan kalangan muda yang penuh perhitungan.
Investor yang termasuk pada kelompok Risk Averter Adalah investor ini cenderung untuk menghindari risiko dan berinvestasi pada assets yang memberikan pendapatan tetap seperti deposito, obligasi atau saham yang tergolong blue chips. Investor ini menyadari tidak mengharapkan keuntungan investasi yang optimal. Biasanya kalangan investor mayoritas kalangan pensiunan dengan keinginan mendapatkan keuntungan walaupun sedikit namun pasti.
Investor yang trgolong pada risk indiference ini merupakan tipe investor yang hanya cenderung ikut-ikutan dalam melakukan pembelian atau penjualan efek sesuai dengan gejolak pasar.

4.            Bentuk Keuntungan dan Kerugian Investasi

Dalam aktivitas investasi pada suatu perusahaan di pasar modal, investor akan dihadapkan pada dua kondisi yaitu keuntungan dan kerugian. Bentuk keuntungan dan kerugian investasi tersebut sebagai berikut:
Ø  Keuntungan berinvestasi di pasar modal, yaitu :
a.       Capital gain, yaitu keuntungan dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih tinggi dari pada nilai belinya.
b.      Dividen, bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
c.       Saham perusahaan, seperti tanah atau aktiva sejenis, nilainya meningkat sejalan dengan waktu dan sejalan dengan perkembangan kinerja perusahaan. Investor jangka panjang mengandalkan kenaikan nilai saham ini untuk meraih keuntungan dari investasi saham.
d.      Saham juga dapat dijaminkan ke bank untuk memperoleh kredit, sebagai agunan tambahan dari agunan pokok.
Ø  Kerugian berinvestasi di pasar modal, yaitu:
a.       Capital loss, yaitu kerugian dari hasil jual beli saham, berupa selisih antara nilai jual yang lebih rendah daripada nilai beli saham.
b.      Opportunity loss, yaitu kerugian berupa selisih suku bunga deposito dikurangi total yang diperoleh dari total investasi.
c.       Kerugian karena perusahaan di likuidasi, namun nilai likuidasinya lebih rendah dari harga beli saham.
Dari keterangan diatas menunjukkan bahwa dalam pasar modal tersebut selalu mengandung kelebihan dan kekurangan. Investasi yang dilakukan selalu mengandung dua sisi yaitu keuntungan dan kerugian dalam melakukan penanaman modal. Tergantung apakah investasi yang mereka lakukan sudah sesuai dengan tujuan invetasi atau tidak.

B.  Keuntungan (return) dan Risiko (risk) Investasi

   Keuntungan (return) Investasi

Keuntungan merupakan hasil yang diperoleh dari investasi sesuai dengan tujuan investasi yang dilakukan investor tidak lain bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan (return). Return adalah tingkat keuntungan investasi[6].
Tingkat pengembalian (return) biasanya di bedakan menjadi dua yaitu; Return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return). Return ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan datang. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi, dihitung berdasarkan data historis.
Hasil pengembalian adalah pendapatan yang diterima dari investasi ditambah perubahan harga pasar biasanya dinyatakan sebagai prosentase dan harga pasar investasi mula-mula. Ada dua tipe keuntungan investasi[7].
a.       Tingkat keuntungan (return) realisasi
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat pengembalian saham individual adalah sebagai berikut:
Ri =                       
Keterangan :
Ri         = Keuntungan (return) realisasi
Pt         = Harga investasi sekarang
Pt-1      = Harga investasi tahun lalu
Dt        = Deviden periode sekarang


b.    Expected return
Tingkat keuntungan yang diahrapkan biasanya secara umum dapat dihitung dengan rumus:
E(Ri) =                            
Apabila probabilitasnya tidak diketahui, maka bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut:
E (Ri) =
Keterangan:
E(Ri)    = Expected return pada periode i
Rij        = Keuntungan (return) investasi i
M         = Banyaknya peristiwa yang mungkin
 terjadi

Risiko (risk) Investasi

Untuk menghitung besarnya total risiko (risk) yang dikaitkan dengan Expected Return dari suatu investasi dapat dihitung dengan menghitung varians dan deviasi standar return investasi yang bersangkutan. Dengan demikian risiko  dirumuskan sebagai berikut:
a.       Variance (s2)
Apabila probabilitas setiap peristiwa sama, maka perhitungannya dapat bisa dirumuskan sebagai berikut
si 2 =                
Keterangan:
si 2    = Variance return investasi
Rij     = Keuntungan saham i yang diterima
pada periode ke-3
E(Ri)             = Tingkat keuntungan yang diahrapkan
dari saham i
N = Periode.
Sumber : Husnan (1998:53)[8]
b.      Deviasi Standar
Pengukuran standar deviasi dinyatakan sebagai berikut:
si                  =                
Keterangan:
si                     = Standar deviasi saham i
Var(Ri)            = Variance tingkat pengembalian
saham i
Sumber : (Jogiyanto,2000:131)[9]


[1] Rodoni, Ahmad dan Othman Yong. 2002. Analisis Investasi Dan Teori Portofolio. Jakarta. PT. Interpratama Offset
[2] Halim, Abdul. 2002. Analisis Investasi, salemba Empat. Jakarta.
[3] Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta
[4] Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta
[5] Warsono. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Malang. UMM PRESS
[6] Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE Yogjakarta

[7] Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE. Jogjakarta.
[8] Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas. Jogjakarta. UPP AMP YKPN.

[9] Jogianto. 2000. Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua BPFE. Jogjakarta.

1 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya ngomongin investasi kayaknya ga lengkap deh kalo ga ngebahas sosok investornya. Nah, dalam hal ini, saya mau ngasih tau nih kalo tipe investor itu beraneka ragam. Lengkapnya cek disini ya: Tipe investor itu bermacam-macam, kamu masuk yang mana?

    BalasHapus